Meski demikian, ia masih punya banyak mimpi untuk Surabaya. Salah satunya adalah menjadikan Surabaya salah satu pusat industri kreatif di Indonesia.
"Saya percaya, industri ke depan yang akan menguasai dunia adalah industri kreatif. Tapi, sudah lama saya mencari, siapa yang bisa memulai ini (di Surabaya)? Eh, datanglah mereka-mereka ini," ujar Risma saat peresmian ForwardFactory di Surabaya, Selasa (6/1/2014).
Risma merujuk pada program Start Surabaya yang digelar Kibar dan Enciety dengan dukungan Suara Surabaya dan Intiland. Risma pun tanpa tedeng aling-aling menyebut orang-orang yang menjalankan program itu sebagai "orang-orang gila".
Namun, ujarnya, memang untuk mendorong suatu perubahan dibutuhkan orang-orang yang kadang dicap gila oleh lingkungannya.
Ia pun demikian, kerap dipertanyakan dan diprotes oleh orang lain. Termasuk oleh kalangan pegawai di Pemerintah Kota. "Saya ini tiga tahun nggak ada rapat staf, mereka (pegawai Pemkot-red.) pada nanyain itu," ia mencontohkan.
Yansen Kamto, CEO Kibar, mengisahkan bahwa program Start Surabaya awalnya hendak digelar di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), namun justru pihak ITS meminta agar program itu digelar lebih luas lagi.
Maka Start Surabaya menjadi sebuah program yang melibatkan pihak swasta, akademisi, media, komunitas, industri dan teknologi.
Program itu akan memanfaatkan lokasi bernama ForwardFactory, sebuah coworking space untuk pengguna terdaftar yang berada di Spazio, Pakuwon, Surabaya Barat.
"Masalah terbesar orang Indonesia adalah tidak berani mengambil langkah pertama. Lewat Start Surabaya ini, kita mulai dari Surabaya, peduli Surabaya, peduli Indonesia," ujar Yansen.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.