Akun tersebut kemudian menyebarkan ancaman kepada Presidan Amerika Serikat, Barrack Obama dan keluarganya, termasuk anak dan istri Obama.
"Bloody Valentine's Day #MichelleObama! We're watching you, you girls and your husband!", tulis sang peretas dalam akun Twitter yang dibajak.
Dikutip KompasTekno dari The Verge, Selasa (10/2/2015), kicauan tersebut sempat di-posting beberapa kali oleh pihak peretas sebelum akhirnya dihapus.
Foto profil yang digunakan akun Twitter Newsweek juga diubah menjadi foto seorang yang menggunakan kain corak hitam-putih yang menutupi kepalanya.
Selain itu, cover foto (banner) di akun Twitter resmi Newsweek juga diganti dengan tulisan "CyberCaliphate."
Newsweek telah berhasil mengambil alih kontrol akun Twitter resminya dan mengganti foto profil dan cover foto yang diretas itu."Mereka bisa mengontrol akun kami selama beberapa menit," ujar Jim Impoco, Pemimpin Redaksi Newsweek.
"Kami bekerjasama dengan pihak Twitter untuk memastikan agar hal itu tidak terulang lagi," imbuhnya.
Sementara juru bicara kantor kepresidenan AS, Gedung Putih, Josh Earnest, mengatakan bahwa pihak biro investigasi federal AS, FBI saat ini tengah menyelidiki kejadian tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.