Aplikasi di toko Google Play, misalnya, belum tentu kompatibel dengan perangkat yang dimiliki pengguna. Demikian juga dengan update sistem operasi.
Problem serupa juga terjadi di perangkat mobile iOS besutan Apple, tetapi dalam skala yang jauh lebih kecil lantaran Apple menganut ekosistem tertutup di mana semua perangkat keras diproduksi oleh Apple sendiri.
Di sisi lain, fragmentasi bisa pula dipandang sebagai sesuatu yang "baik". Hal ini, misalnya, memungkinkan para produsen membuat perangkat-perangkat murah sehingga -tak seperti iOS- Android mampu menjangkau segala lapisan masyarakat.
Konsumen pun memperoleh kebebasan untuk memilih perangkat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan, entah yang memiliki layar besar atau kecil, berharga murah atau mahal, memiliki banyak fitur atau sebaliknya, "berkat" keberagaman yang ada karena fragmentasi.
Google sendiri belakangan diketahui berupaya meminimalisir fragmentasi di ekosistemnya demi menjaga konsistensi pengalaman pengguna, antara lain melalui proyek Android One dan menyeragamkan tampilan jam pintar Android Wear.
"Baik" atau "Buruk" memang tergantung cara pandang, seperti iklan Google di atas.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.