Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TechTravel #3: Peradaban Digital yang Akan Dibangun Tiongkok

Kompas.com - 13/02/2015, 15:28 WIB
Pepih Nugraha

Penulis

“Ke depan jika teknologi 5G sudah semakin berkembang, pemateri presentasi jarak jauh bisa berujud hologram yang tampak seperti hadir di dalam ruangan yang sama,” demikian Roland Sladek, Vice President International Media Affairs Huawei menjelaskan dalam paparannya kepada jurnalis Indonesia.

Salah satu ambisi Huawei adalah menciptakan sebuah kota digital atau “digital city” yang menyasar kebutuhan ICT di pemerintahan, pendidikan, kesehatan, dan keamanan publik. ICT dimanfaatkan sebagai perangkat untuk menjadikan sebuah kota lebih pintar di mana kehidupan dan pekerjaan sehari-hari warga masyarakat menjadi lebih mudah dilakukan.

E-city atau “Tech City” di dalamnya termasuk kendaraan pribadi tanpa harus di kemudian manusia, cukup memanfaatkan jaringan 5G yang disebut Vehicular Telematics. Real-time tracking dengan data yang disimpan dalam komputer awan memungkinkan kontrol atas kendaraan yang sedang melaju di jalanan dapat dilakukan secara akurat, respons langsung tanpa jeda dengan proses tunggu nol tanpa harus menggunakan sentuhan (zero touch).

Pemanfaatan teknologi ini bahkan bisa menyasar ke kereta api cepat atau kapal pesiar yang memasuki kota.

Huawei mencatat tantangan dalam setiap penciptaan lingkungan digital yang akan dikembangkannya. Ambil contoh tantangan dalam membangun kota digital misalnya rusaknya lingkungan, macetnya lalu-lintas, energi yang terbatas dan kejahatan yang semakin meningkat.

Dari tantangan yang disebut terakhir, yakni meningkatnya kejahatan kota, Huawei menghadapi tantangan ini dengan memanfaatkan teknologi ICT berbasis 5G.

Aplikasi yang dikembangkan untuk kebutuhan tersebut misalnya sistem pengawasan video dengan memasang berbagai kamera, pusat komando darurat, sistem pengaturan lalu-lintas pintar, e-ID Solution untuk mengidentifikasi semua warga kota lewat KTP elektronik yang memuat data pemegangnya.

Pengawasan video berguna untuk mengenali seluruh wajah penduduk kota, mendeteksi setiap peristiwa, mengenali pelat nomor kendaraan, mendeteksi kendaraan yang melanggar lalu-lintas, sampai menghitung dan mencatat jumlah warga.

Pemanfaatan ICT lebih lanjut dalam mewujudkan “digital city” ialah melakukan pengawasan di perbatasan kota dengan mengidentifikasi kendaraan yang keluar-masuk kota, juga mengenali setiap wajah (face recognition) warga yang masuk kota, sampai mengawasi area-area yang tidak boleh sembarang diakses publik. Perangkat akan memberitahu adanya seseorang yang memasuki area terlarang dengan menampilkan wajah orang tersebut.

Huawei juga memanfaatkan aplikasi pengenal wajah dalam setiap peristiwa besar, semisal untuk “menghidupkan” sebuah stadion yang melangsungkan final sepakbola, di mana selain sumber energi dan cahaya diatur secara kompak dan terintegrasi, setiap orang yang berada di stadion itu memungkinkan bisa saling mengenal dan saling tersambungkan.

Dari sisi keamanan, karena seluruh wajah penonton yang masuk stadion sudah dikenali sistem, suporter kesebelasan yang berniat membuat kerusuhan harus berpikir dua kali sebelum e-police mencokok mereka dengan mudah.

Jaringan kecepatan tinggi seperti apa yang sedang dikembangkan Tiongkok untuk mewujudkan masyarakat digital yang diimpaikannya itu?

Ikuti terus laporan TechTravel berikutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com