Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TechTravel #3: Peradaban Digital yang Akan Dibangun Tiongkok

Kompas.com - 13/02/2015, 15:28 WIB
Pepih Nugraha

Penulis

Oleh : Pepih Nugraha

Peradaban (civilization) tidak dibangun dalam sehari. Akan tetapi, peradaban bisa jatuh dan musnah dalam sehari. Banyak hal yang menyebabkan sebuah peradaban hilang seketika.

Misalnya bencana alam yang sangat dahsyat, seperti meletusnya Gunung Vesuvius, Italia, di tahun 79 Masehi, yang mengubur sebuah peradaban yang hidup di sekitar gunung berapi itu berada.

Penaklukan satu kerajaan besar terhadap kerajaan kecil juga bisa melenyapkan peradaban jika semangatnya membumihanguskan warga kota dan seisinya. Lantas peradaban macam apa yang hendak diciptakan para insinyur digital Tiongkok?

Bayangan akan terwujudnya masyarakat digital masa depan yang sudah serba tersambungkan satu dengan yang lain melalui internet berkecepatan tinggi ada pada “Digital Expo” milik Huawei baik di Shanghai dan utamanya di Shenzhen.

Memang, wujud masyarakat digital yang ideal itu akan sulit jika hanya digambarkan lewat kata-kata, tetapi tidak jika dihadapkan langsung pada wujud nyata dalam sebuah ruang expo digital yang menyatu dengan kantor pusat Huawei.

Pertama kaki melangkah melalui ruang pamer digital ini bayangan saya hinggap di film Star Trek atau film futuristik lainnya semisal Minority Report-nya Tom Cruise yang menggambarkan peralatan serba digital yang mendukung kehidupan masa depan yang belum ada atau belum terjadi pada masa sekarang.

Saat memasuki ruang pamer, saya seperti “didorong” untuk memasuki sebuah kota digital yang sangat nyata, padahal cuma sekadar kota virtual dengan hanya menghadap screen digital raksasa berresolusi tinggi.

Semakin memasuki ruang pamer digital, semakin banyak saya menemukan wujud aneh dari teknologi yang belum ada pada masa sekarang, tetapi besar kemungkinan menjadi umum di masa depan.

Sebut saja teknologi hologram, di mana komputer tidak lagi memerlukan layar, tetapi memanfaatkan udara (ether). Angan-angan seorang pria tulen memiliki “gadis idaman” yang berupa “gadis hologram” bisa jadi segera menjadi kenyataan.

Di ruang pamer digital ini setiap produk ICT yang dikembangkan menjadi semakin jelas dalam ujud nyata, meski sebagian masih dalam bentuk prototipe semisal perangkat jaringan 5G.

Setidak-tidaknya ruang pamer digital yang didesain menggunakan sentuhan futuristik ini menggambarkan kenyataan sesungguhnya dari sekadar konsep yang sedang dikembangkan.
Ketersambungan masyarakat digital misalnya tercermin dalam konsep rumah digital (digital home) dengan unsur utama komunikasi serta kontrol dan monitor di dalamnya.

Sebut saja komunikasi antarpenghuni dengan menggunakan jaringan Wi-Fi berkecepatan tinggi, pengaturan terpusat pemanas atau pendingin ruangan, sistem keamanan dan proteksi yang terintegrasi untuk setiap ruangan, pengaturan suhu lantai dan penerangan terpusat sampai kontrol energi surya sebagai sumber energi rumah digital tersebut.

Pada section Perusahaan Digital tercermin dari dua produk Huawei untuk kegiatan videoconference sebagai pengganti teleconference dan yang terbaru telepresence.

Dalam telepresence di mana saya berkesempatan mencobanya, beberapa orang dalam satu ruangan menghadapi empat layar lebar HDTV di dinding di mana presentasi jarak jauh bisa dilangsungkan secara real time dengan resolusi yang tinggi sehingga penyampai presentasi di layar televisi seperti nyata adanya.

“Ke depan jika teknologi 5G sudah semakin berkembang, pemateri presentasi jarak jauh bisa berujud hologram yang tampak seperti hadir di dalam ruangan yang sama,” demikian Roland Sladek, Vice President International Media Affairs Huawei menjelaskan dalam paparannya kepada jurnalis Indonesia.

Salah satu ambisi Huawei adalah menciptakan sebuah kota digital atau “digital city” yang menyasar kebutuhan ICT di pemerintahan, pendidikan, kesehatan, dan keamanan publik. ICT dimanfaatkan sebagai perangkat untuk menjadikan sebuah kota lebih pintar di mana kehidupan dan pekerjaan sehari-hari warga masyarakat menjadi lebih mudah dilakukan.

E-city atau “Tech City” di dalamnya termasuk kendaraan pribadi tanpa harus di kemudian manusia, cukup memanfaatkan jaringan 5G yang disebut Vehicular Telematics. Real-time tracking dengan data yang disimpan dalam komputer awan memungkinkan kontrol atas kendaraan yang sedang melaju di jalanan dapat dilakukan secara akurat, respons langsung tanpa jeda dengan proses tunggu nol tanpa harus menggunakan sentuhan (zero touch).

Pemanfaatan teknologi ini bahkan bisa menyasar ke kereta api cepat atau kapal pesiar yang memasuki kota.

Huawei mencatat tantangan dalam setiap penciptaan lingkungan digital yang akan dikembangkannya. Ambil contoh tantangan dalam membangun kota digital misalnya rusaknya lingkungan, macetnya lalu-lintas, energi yang terbatas dan kejahatan yang semakin meningkat.

Dari tantangan yang disebut terakhir, yakni meningkatnya kejahatan kota, Huawei menghadapi tantangan ini dengan memanfaatkan teknologi ICT berbasis 5G.

Aplikasi yang dikembangkan untuk kebutuhan tersebut misalnya sistem pengawasan video dengan memasang berbagai kamera, pusat komando darurat, sistem pengaturan lalu-lintas pintar, e-ID Solution untuk mengidentifikasi semua warga kota lewat KTP elektronik yang memuat data pemegangnya.

Pengawasan video berguna untuk mengenali seluruh wajah penduduk kota, mendeteksi setiap peristiwa, mengenali pelat nomor kendaraan, mendeteksi kendaraan yang melanggar lalu-lintas, sampai menghitung dan mencatat jumlah warga.

Pemanfaatan ICT lebih lanjut dalam mewujudkan “digital city” ialah melakukan pengawasan di perbatasan kota dengan mengidentifikasi kendaraan yang keluar-masuk kota, juga mengenali setiap wajah (face recognition) warga yang masuk kota, sampai mengawasi area-area yang tidak boleh sembarang diakses publik. Perangkat akan memberitahu adanya seseorang yang memasuki area terlarang dengan menampilkan wajah orang tersebut.

Huawei juga memanfaatkan aplikasi pengenal wajah dalam setiap peristiwa besar, semisal untuk “menghidupkan” sebuah stadion yang melangsungkan final sepakbola, di mana selain sumber energi dan cahaya diatur secara kompak dan terintegrasi, setiap orang yang berada di stadion itu memungkinkan bisa saling mengenal dan saling tersambungkan.

Dari sisi keamanan, karena seluruh wajah penonton yang masuk stadion sudah dikenali sistem, suporter kesebelasan yang berniat membuat kerusuhan harus berpikir dua kali sebelum e-police mencokok mereka dengan mudah.

Jaringan kecepatan tinggi seperti apa yang sedang dikembangkan Tiongkok untuk mewujudkan masyarakat digital yang diimpaikannya itu?

Ikuti terus laporan TechTravel berikutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com