Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TechTravel #4: Indonesia Baru Mulai 4G, Tiongkok Sudah “Ngacir” ke 5G

Kompas.com - 14/02/2015, 14:21 WIB
Pepih Nugraha

Penulis


Oleh: Pepih Nugraha

Kunci untuk menciptakan semua perangkat digital bekerja dengan baik salah satunya adalah tersedianya jaringan komunikasi supercepat. Kunci bergeraknya semua perangkat digital adalah jaringan lancar tidak kenal “byar-pet” alias “on-off”. Ini sudah disadari sejak awal oleh Tiongkok, khususnya Huawei yang menanamkan dana investasi yang tidak sedikit hanya untuk penelitian dan pengembangan jaringan komunikasi supercepat ini. Jawaban atas kunci pembuka tidak lain: jaringan 5G. Itulah yang sedang dikerjakan Tiongkok!

Tentu Tiongkok tidak sendirian dalam lomba adu cepat jaringan internet yang disebut-sebut 1.000 kali lebih cepat dari 4G ini. Tetangga dekatnya, Korea Selatan dan Jepang, juga tak mau kalah beradu cepat dalam apa yang digambarkan media sebagai “lomba menguasai teknologi informasi masa depan” ini.  Bahkan saat berlangsung acara Startup Nations Summit di Seoul, November 2014 lalu, Huawei tidak ragu menggandeng tiga perusahaan telekomunikasi Negeri Ginseng tersebut, yakni SK Telecom, KT dan LG Plus. Mengapa sedemikian percaya diri? Karena pada saat yang bersamaan Huawei tengah mengembangkan 5G dengan dana sekitar 600 juta Dollar AS atau sekitar Rp 7 triliun.

Saat berada di Shenzhen, Tiongkok, mendengarkan penjelasan Vice President International Media Affairs Huawei Roland Sladek bahwa 300 teknisi dan insinyur Huawei terlibat dalam pembangunan jaringan 5G ini, mau tidak mau ingatan saya hinggap di Tanai Air, Indonesia tercinta ini. Jika pada masa lalu kemajuan suatu bangsa diukur dari seberapa hebat negara itu menguasai industri, sekarang kemajuan suatu bangsa diukur dari seberapa canggih negara itu maju di bidang teknologi informasi. Saat yang bersamaan, Indonesia baru mulai memanfaatkan jaringan 4G.

Tentu suatu kemajuan, meski pada awal jaringan ini masuk, sempat ada kendala soal perizinan, soal regulasi. Dengan beralih ke 4G, berangsur-angsur Indonesia akan segera meninggalkan 3G dan 2G yang sudah dianggap “kuno” tetapi harus diakui telah sekian lama menghubungkan Indonesia.

Evolusi jaringan bergerak untuk kebutuhan komunikasi dan transfer data memang selalu menarik perhatian, khususnya bagi para operator telepon selular, produsen gawai (gadget) sampai end users atau pengguna. Ini terkait dengan kecepatan dan kemudahan manusia tersambungkan secara digital dan nirkabel satu sama lain yang berbilang jarak, ruang dan waktu.

Di sisi operator dan pembuat gawai, ketersambungan antarmanusia dengan segenap perlengkapan komunikasinya berarti megabisnis. Bagi pengguna, akan semakin banyak ragam pilihan cara dan gaya berkomunikasi dengan kecepatan transmisi yang terus “didewakan” sebagai keunggulan. Itu sebabnya ketika 4G masih baru akan melangkah di Indonesia, ketersediaan dan pengaturannya oleh pemerintah sangat ditunggu oleh pengguna internet yang haus akan kecepatan. Lebih cepat dan lebih terjangkau tentunya.

Tanpa harus menunggu aba-aba pemerintah sentral, Huawei selaku perusahaan global berbasis di Shenzhen, berinisiatif menanamkan investasi untuk meneliti dan mengembangkan generasi baru kecepatan transmisi internet, yaitu 5G tadi. Ini evolusi terbaru dari jaringan transmisi dengan kecepatan yang bisa mengubah wajah teknologi informasi depan. Seribu kali lebih cepat dari 4G yang tercepat saat ini, itu bukan main-main.

Sekadar kilas balik, agar bisa saling berkomunikasi menggunakan telepon selular, manusia memerlukan teknologi GSM atau Global Systems for Mobile Communications. Ini sebuah standar yang dikembangkan ETSI (European Telecommunications Standards Institute) untuk menggambarkan sebuah protokol untuk generasi kedua jaringan selular digital atau 2G yang penggunaannya semata-mata hanya untuk telekomunikasi melalui telepon selular.

Meski demikian, pada masanya teknologi ini berkembang, penetrasi pasarnya mencapai 90 persen. Artinya, tidak ada ponsel di manapun di dunia ini yang tidak menggunakan teknologi jaringan ini. Bahwa di beberapa tempat di Tanah Air ini 2G masih digunakan, lebih karena kebutuhan yang tidak “neko-neko”, yakni sebatas penggunaan telefonik atau berkirim SMS.

Selama masa transisi pengembangkan ke 3G, teknologi 2G mengalami periode transisi, yakni GPRS (General Packet Radio Service) atau 2.5G dan EDGE (Ehhanced Data rates for GSM Evolution) atau 2.75G. Teknologi telepon bergerak digital EDGE atau sering disebut Pra-3G ini mulai mampu mengirim data terbatas dengan kecepatan yang masih lambat.

Kemudian, UMTS (Universal Mobile Telecommunications System) merupakan generasi ketiga sistem telepon selular atau 3G untuk jaringan berbasis standar GSM yang dikembangkan 3GPP (3rd Generation Partnership Project) dan berbasis WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access). Jaringan 3G kemudian dikembangkan menjadi 3.5G atau HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) dan 3.75G atau HSUPA (High Speed Uplink Packet Access) yang lebih cepat dari periode transisi sebelumnya.

Terakhir, LTE (Long Term Evolution) atau biasa dikenal sebagai 4G, juga dikembangkan oleh 3GPP untuk memperbarui performa jaringan sebelumnya, yakni mengoptimalkan penyampaian data berkecepatan tinggi untuk ponsel dan terminal data. Untuk selanjutnya jaringan ini disebut 4G technologies atau 4G saja. Dari sisi evolusi kecepatan internet bergerak GSM “hanya” 9.6 Kbps, GPRS 177 Kbit/s, EDGE 384 Kbps, UMTS 2 Mbps, HSDPA 14.4 Mbps, HSUPA 5.76 Mbps, HSPA+ 42 Mbps, LTE 300 Mbps dan LTE-A (LTE Advanced) mencapai 1 Gbps.

Mengapa Tiongkok terkesan “ngotot” mengembangkan jaringan 5G? Kapan jaringan supercepat 5G ini bisa digunakan?

Ikuti terus perjalanan saya di TechTravel berikutnya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

Gadget
Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Gadget
Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai  'Circle to Search' Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai "Circle to Search" Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Software
Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Internet
Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Game
Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Software
Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Software
Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Gadget
Apple Gelar Acara 'Let Loose' 7 Mei, Rilis iPad Baru?

Apple Gelar Acara "Let Loose" 7 Mei, Rilis iPad Baru?

Gadget
Bos Samsung Lee Jae-yong Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan untuk Pertama Kalinya

Bos Samsung Lee Jae-yong Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan untuk Pertama Kalinya

e-Business
Jadwal Maintenance 'Genshin Impact' 24 April, Siap-siap Ada Karakter Baru Arlecchino

Jadwal Maintenance "Genshin Impact" 24 April, Siap-siap Ada Karakter Baru Arlecchino

Game
'Free Fire' Rilis Update Patch Naga, Ada Karakter Baru Kairos dan Bisa Lawan Naga

"Free Fire" Rilis Update Patch Naga, Ada Karakter Baru Kairos dan Bisa Lawan Naga

Game
Telkomsel, XL, Indosat Catatkan Kenaikan Trafik Data Selama Lebaran 2024

Telkomsel, XL, Indosat Catatkan Kenaikan Trafik Data Selama Lebaran 2024

e-Business
Bukan Cuma di AS, TikTok Juga Diributkan di Eropa

Bukan Cuma di AS, TikTok Juga Diributkan di Eropa

e-Business
Setelah 48 Tahun, Prosesor Game Legendaris Zilog Z80 Akhirnya Pamit

Setelah 48 Tahun, Prosesor Game Legendaris Zilog Z80 Akhirnya Pamit

Hardware
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com