Dikutip KompasTekno dari Flight Global, Rabu (4/2/2015), ICAO menyarankan agar sistem aircraft communications addressing and reporting system (ACARS) di dalam pesawat mentransmisikan data setiap 15 menit.
Sebelumnya, standar transmisi data yang direkomendasikan ICAO adalah setiap 30 menit.
ICAO bersama dengan badan PBB yang membidangi keselamatan penerbangan menetapkan rekomendasi tersebut menjadi standar yang harus diterapkan mulai November 2016.
Kedua lembaga internasional tersebut juga merekomendasikan update harus dipancarkan setiap satu menit sekali apabila pesawat berada dalam kondisi bahaya, seperti saat ada api di dalam kabin, atau perubahan ketinggian yang mendadak. Namun, rekomendasi ini hanya berlaku untuk pesawat buatan tahun 2020 ke atas.
"2014 menjadi tahun yang paling aman dalam penerbangan berdasar jumlah kecelakaan yang tercatat," ujar pernyataan ICAO.
"Namun peristiwa MH370 dan MH17 menunjukkan masih adanya celah yang bisa muncul sewaktu-waktu, kita harus merespon setiap kejadian sekecil apa pun untuk menjaga kepercayaan publik," tambahnya.
Selama ini, sejumlah maskapai secara sukarela dengan inisiatif sendiri mentransmisikan update posisi pesawatnya dengan menggunakan ACARS atau teknologi lain, seperti ADS-B.
Namun, belum ada keharusan yang mewajibkan semua maskapai mengadopsi sistem pelaporan posisi tersebut. Selain itu, belum ada juga standar interval transmisi data lokasi pesawat.
Menurut ICAO, dengan memperpendek transmisi ACARS setiap 15 menit sekali, dengan asumsi kecepatan rata-rata pesawat adalah 470 knot, maka hal tersebut bisa mengurangi area pencarian sekitar 100 mil laut jika pesawat tersebut hilang saat penerbangan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.