Layanan VOD berbasis pelanggan itu akan dibuat berdasarkan pada YouTube Music Key yang merupakan layanan video musik tanpa batas. YouTube Music Key pun bebas dari iklan, namun pengguna mesti membayar hingga 7,99 dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 100.000 per bulan.
Seperti dikutip KompasTekno dari The Next Web, Senin (16/3/2015), seorang eksekutif yang bekerja di rekan pencipta konten YouTube mengatakan, pihaknya sempat didekati raksasa video itu tahun lalu untuk membicarakan tentang layanan VOD itu.
Bila layanan berbayar YouTube benar-benar terwujud, perusahaan milik Google itu akan bisa menyalurkan lebih banyak uang kepada pencipta konten video di situsnya sekaligus memperkuat diri.
Pergeseran menuju YouTube dengan model berlangganan itu bisa dikatakan sebagai respon terhadap kompetitor macam Vimeo, Hulu, Vessel dan lainnya. Situs-situs video tersebut dikatakan sedang berusaha mendekati para pembuat konten video untuk memasang karya mereka.
Sebagai gantinya, situs-situs video tersebut menawarkan pembagian pemasukan iklan yang lebih menguntungkan ketimbang YouTube.
Wacana YouTube berbayar sudah terdengar sejak akhir tahun lalu. Saat itu , CEO YouTube Susan Wojcicki mengungkap keinginannya untuk membuat layanan YouTube berbayar yang bebas dari iklan.
Sementara itu, dia juga mengatakan bahwa pengguna YouTube akan tetap bisa mengakses video gratis seperti biasa. Layanan berbayar, dengan kata lain, ditujukan untuk para pengguna yang tidak rela tontonannya terganggu dengan iklan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.