Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkominfo Ungkap Hasil Investigasi Penyadapan "SIM Card"

Kompas.com - 17/03/2015, 11:59 WIB
|
EditorReza Wahyudi
JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melalui Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) telah menerima laporan investigasi operator seluler terkait dugaan penyadapan pada kartu SIM buatan Gemalto.

Dari laporan tersebut terungkap ada empat operator seluler Indonesia menggunakan kartu SIM buatan Gemalto. Kartu SIM Gemalto disebutkan telah disadap oleh badan intelijen AS, National Security Agency (NSA) dan Government Communication Headquarter (GCHQ).

"XL, H3i (Hutchinson 3 Indonesia) dan Telkomsel yang pakai Gemalto. Termasuk Indosat juga pakai, ini sesuai laporan masing-masing," terang Kepala Humas Kemenkominfo Ismail Cawidu dalam pesan singkat kepada KompasTekno, Senin (16/3/2015).

Namun, Ismail menambahkan, dalam investigasi yang dilakukan operator tidak ditemukan indikasi penyadapan pada kartu SIM tersebut.

Para operator pun mengklaim bahwa penyedia kartu SIM yang mereka gunakan sudah memenuhi GSM Security Standard.

"BRTI meminta operator seluler melakukan investigasi internal masing-masing karena terkait dengan munculnya isu penyadapan akhir-akhir ini. Dan sesuai laporan investigasi internal operator seluler, tidak ditemukan adanya kebocoran SIM card sebagaimana diduga," ujarnya.

Totalnya ada lima operator yang sudah menyerahkan hasil investigasi internal mereka, yaitu Hutchinson 3 Indonesia (H3i), XL Axiata, Indosat, Telkomsel, dan Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (Ceria).

Sementara itu masih ada dua yang belum menyerahkannya, yaitu Esia dan Smarfren. Kemenkominfo pun berjanji untuk terus mengevaluasi peristiwa ini.

"Jadi evaluasi terus dilakukan. Tidak menutup kemungkinan akan dibentuk tim atau satgas pengawasan," imbuh Ismail.

"Untuk menghindari isu-isu seperti ini ke depan kita harapkan operator seluler menggunakan produk dalam negeri. Sejauh ini, kami sudah mulai mengatur TKDN perangkat sejak era 3G. Sedikit demi sedikit kita tingkatkan," pungkasnya.

Dugaan penyadapan pada kartu SIM buatan Gemalto berawal dari dokumen milik Edward Snowden. Dalam dokumen tersebut diungkap bahwa NSA dan GCHQ ternyata memiliki kunci untuk membongkar pengamanan pada kartu SIM itu.

Selain soal penyadapan kartu SIM buatan Gemalto, dokumen Snowden juga mengungkap penyadapan lain di Indonesia. Diantaranya adalah penyadapan Bank Negara Indonesia (BNI) yang dilakukan melalui jalur virtual private network (VPN) jaringan Flexi milik Telkom. Kemudian ada juga soal penyadapan yang dilakukan Pemerintah Selandia Baru terhadap operator seluler di Indonesia, Telkomsel.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com