Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemegang Merek, Hati-hati dengan Nama Domain Ini

Kompas.com - 17/03/2015, 17:18 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

KOMPAS.com - Ada lebih dari 500 domain yang terhitung sebagai generic top-level domains (gTLD). Di Indonesia, yang sering kita gunakan dan kunjungi di antaranya .com, .id, .net, .gov, .edu, dan .mil.

Masing-masing domain memiliki maksud tersendiri. Misalnya .com yang kerap digunakan untuk kepentingan komersil secara mendunia. Adapula .gov yang acap digunakan untuk situs-stus pemerintahan, .edu untuk situs pendidikan, dan .mil untuk situs kemiliteran.

Nama-nama domain yang beredar saat ini kebanyakan menggunakan kata-kata umum dan formal. Lalu, bagaimana jika ada domain yang menggunakan kata yang nyeleneh dan bermakna kasar?

Nah, gTLD baru dengan nama .sucks bakal segera mengudara di dunia maya. Kita ketahui bersama, kata "sucks" merujuk untuk menyatakan ketidaksukaan terhadap sesuatu. Di Amerika, "sucks" malah bernada kasar, dijadikan lanturan untuk memaki dan mencemooh. Tak jarang pula kata itu terucap di Indonesia dengan maksud yang sama kasarnya.

Namun bagaimanapun, domain ini telah resmi mengantongi hak pakai. Dilansir KompasTekno (17/3/2015) dari Arstechnica, domain .sucks bisa didaftarkan mulai 30 Maret mendatang dan aktif mulai 1 Juni.

Harganya cukup tinggi. Jika mendaftar pada periode 30 Maret hingga 1 Juni, domain tersebut dibanderol 199 dollar AS atau setara Rp 2,6 juta. Sedangkan yang mendaftar setelah resmi beroperasi pada 1 Juni, banderol harganya 249 dollar AS atau setara Rp 3,2 juta.

Pertanyaan selanjutnya, siapa yang akan menggunakan domain semahal itu dengan arti yang berkonotasi negatif?

Bagi perusahaan atau pemegang merek yang tak ingin ada orang "jahil" yang membeli domain .sucks dengan mematrikan nama perusahaannya, sang pemilik domain Vox Populi menyarankan untuk mendaftarkan nama domain perusahaan. Perusahaan harus membayar 199 dollar AS atau setara Rp 2,6 juta untuk memblok nama perusahaannya dari penggunaan domain .sucks.

Jika mengutip penjabaran ihwal di situs Vox Populi, domain .sucks sebenarnya menyasar perusahaan yang ingin membangun dialog dengan konsumennya. "dot sucks dirancang untuk membantu konsumer mengemukakan suara mereka dan perusahaan-perusahaan untuk menemukan nilai dari kritik yang diterima," begitu tertera pada situsnya.

Seakan mempertegas maksud di situsnya, CEO Vox Populi John Berard pun berkomentar. "Dot sucks adalah kesempatan untuk meningkatkan timbal balik antara merek dan konsumennya. Kami ingin domain ini tak hanya menjadi penting di ranah komersial, tapi juga di ranah pelayanan publik," katanya.

Tapi, perlu diingat, pada dasarnya perusahaan-perusahaan ingin membentuk citra positif di mata masyarakat. Penggunaan .sucks tentu akan sangat sensitif dan bisa berbenturan dengan tujuan citra perusahaan.

"Consumer Advocate Subsidized" untuk konsumen yang pengin "curhat"

Namun, bagi konsumen yang mangkel dengan perusahaan tertentu, dan perusahaan tersebut telah memblok penggunaan nama perusahaannya untuk .sucks, kritik tetap bisa dilancarkan.

Vox Populi menyediakan pilihan yang dinamakan "Consumer Advocate Subsidized". Cukup dengan membeli domain seharga 9,95 dollar AS atau setara Rp 13.000, konsumen dapat membeli domain .sucks.

Bedanya, penggunaan domain ini tak berdiri pada satu situs tertentu. Semua curahan hati konsumer bakal terhubung pada forum diskusi domain yang nantinya beralamatkan everything.sucks.

Jadi, intinya .sucks bisa jadi ancaman bagi perusahaan yang kurang mau mendengar kritik konsumer tapi ingin citranya selalu terjaga. Sementara bagi perusahaan yang ingin memberi layanan sebaik-baiknnya dan ingin menghimpun kritik dari konsumer, penggunaan situs berdomain .sucks bisa jadi alternatif kreatif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com