Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
MEDIA SOSIAL

Kerja Sambil Main Tak Lagi Dibatasi, Mau?

Kompas.com - 18/03/2015, 11:03 WIB

 

KOMPAS.com - Asyik rasanya, jika bekerja dan bermain bisa dilakukan sekaligus. Mencari profesi yang memungkinkan untuk melakukan kedua hal itu menjadi kuncinya. 

Sejauh ini, media sosial merupakan ladang potensial mewujudkan hal tersebut. Anda yang kerap berinteraksi di media sosial, tertarik?

Media sosial dan ponsel hampir tidak pernah lepas dari kebanyakan orang Indonesia. Ponsel pintar berkoneksi internet selalu ada di genggaman tangan si pengelola akun media sosial setiap waktu, baik untuk mengecek update terbaru dari akun pribadi maupun akun brand.

Berdasarkan survei dari JAKPAT, sebanyak 93,57 persen dari 2.846 orang Indonesia berusia 17-40 tahun menyatakan memiliki smartphone. Kebanyakan dari mereka menggunakan ponselnya setiap hari rata-rata selama lima hingga enam jam. Dari jumlah responden tersebut, sebanyak 85,32 persen memanfaatkan smartphone-nya untuk beraktivitas di jejaring sosial.

Berdasarkan survei itu tampak jelas bahwa media sosial memiliki dampak besar dan beragam. Keberadaannya berhasil menghubungkan setiap orang dengan meruntuhkan batasan jarak, waktu, hingga status sosial.

Besarnya dampak tersebut semakin mengundang banyak terlibat aktif beraktivitas di sana. Bermain di media sosial menjadi semacam daily activity dan terasa menyenangkan jika bisa aktif di situ. Semua bisa dilakukan, mulai update status, unggah foto atau video, mendapat banyak likes, menyapa teman lewat mention, sampai mencari kawan lama.

Jangan hanya untuk konsumtif

Semakin banyak orang menyadari bahwa media sosial juga bisa dimanfaatkan untuk beragam aktivitas produktif. Tak lain, karena media sosial punya pengaruh besar di berbagai sektor.

Salah satu dampak paling nyata terlihat saat ini ada di dunia marketing. Media sosial memainkan peran penting untuk mengetahui cara konsumen mencari, meriset, dan membagi informasi tentang brand atau produknya.

Hasil riset Nielsen menyebutkan, 60 persen konsumen mengumpulkan informasi mengenai produk lewat bermacam sumber online dan mempelajari brand spesifik lewat akun media sosialnya. Itu sebabnya, di ranah marketing, media sosial bukan lagi dilihat sebagai bentuk kemajuan teknologi yang "main-main", namun justru menjadi salah satu sarana primer yang diberdayakan marketer untuk memasarkan produk atau brand­-nya.

Ladang kerja dan bermain

Profesi yang menangani media sosial kini semakin dibutuhkan. Salah satunya social media manager. Profesi ini membangun branding lewat jejaring sosial. Lewat media sosial ada percakapan antara brand dan konsumen sehingga tercipta hubungan bersifat dua arah dan lebih erat.

Seorang social media manager beraktivitas di media sosial layaknya orang awam. Mereka menulis status, membagi info berupa foto, video, atau artikel, dan membalas komentar pada akun-akun media sosial yang mereka kelola.

Sekilas tampak seperti orang bermain media sosial biasa, kan? Bedanya, segala aktivitas dan interaksi yang mereka lakukan itu berdasarkan strategi marketing dan tolak ukur tertentu.

Untuk melaksanakan pekerjaannya, seorang social media manager tentunya akrab dengan media sosial, smartphone, dan koneksi internet. Tiga hal itu adalah sarana utama untuk bekerja.

Bagi mereka, adalah hal wajib mengaktifkan akun media sosial yang dikelola di smartphone pribadinya. Ini dilakukan untuk memantau aktivitas pada akun Twitter, Facebook, maupun Instagram produk atau brand kapan dan di mana saja.

Membalas respon berupa replies, mentions, comments atau mengetahui adanya retweets dan likes dari followers setelah si pengelola akun posting sesuatu, adalah hal wajar dan perlu dilakukan. Karenanya, jangan merasa heran jika orang-orang dengan profesi ini terlihat rutin mengecek ponsel pintarnya.

Shutterstock Notifikasi media sosial lantas wajib diaktifkan di smartphone mereka. Adanya notifikasi membuat mereka update terus dengan segala interaksi di akun media sosial yang dikelola.


Akrab dengan notifikasi dan linimasa

Seorang social media manager "wajib" mengaktifkan notifikasi media sosial di smartphone mereka. Adanya notifikasi membuat mereka selalu update  dengan segala interaksi di akun media sosial yang dikelolanya.

Lewat notifikasi, social media manager harus dapat segera mengambil keputusan saat ada dampak dari setiap posting. Notifikasi membuat mereka tahu umpan balik apa yang harus direspon dengan cepat dan apa yang bisa ditunda. Di tangan para social media manager itulahbaik buruknya segala sentimen dan obrolan terbentuk.

Kini, ada smartphone yang sangat memberikan kemudahan untuk menengok linimasa dan notifikasi media sosial untuk memenuhi kebutuhan social media manager. Kemudahan itu bisa tersedia dari kecanggihan teknologi yang didukung dengan desain smartphone.

Layar lengkung pada Samsung GALAXY Note Edge, misalnya, memberikan kemudahan tersebut. Di layar lengkung itu social media manager bisa dengan mudah mengatur tampilan aplikasi media sosialnya setiap waktu. Hasilnya, mereka dapat melihat linimasa dan notifikasi media sosial yang dikelola dengan cepat, tanpa perlu repot pindah layar.

Kecanggihan pada ponsel berbasis sistem operasi Android KitKat 4.4 itu memang akan mendukung pekerjaan dan aktivitas social media manager di media sosial sehari-hari. Bekerja sekaligus bermain di media sosial pun terasa lebih ideal. Main-main yang bukan main!

(LIDWINA HANNA MAHARRINI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com