Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tag Heuer Bikin Smartwatch Berotak Intel

Kompas.com - 19/03/2015, 19:21 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Sumber Reuters
Jam pintar B55 Connected dari Breitling

KOMPAS.com - Semakin banyaknya ragam jam tangan pintar yang beredar, ditambah munculnya Apple Watch Edition yang mengancam di kelas atas, rupanya mulai membuat gerah para pembuat jam tradisional.

Beberapa produsen barang mewah ini pun memutuskan untuk ikut terjun ke ranah wearable device dengan membuat jam pintar masing-masing.

Tag Heuer, misalnya, telah mengumumkan kemitraan dengan pabrikan chip Intel asal AS untuk membuat “versi digital” dari salah satu model jam tangannya yang paling laris, Carrera.

Produk ini disebut bakal menawarkan fungsi geolocation, penghitung langkah, serta ketinggian seperti Apple Watch. Bentuknya akan dipertahankan supaya tetap mirip dengan jam tangan tradisional.

“Pengguna pun akan merasa seperti memakai jam tangan yang normal,” sebut Chief Executive Tag Heuer Jean-Claude Biver, sebagaimana dirangkum Kompas Tekno dari Reuters, Kamis (19/3/2015).

Biver mengatakan bahwa produk-produk jam tangan pintar bakal memperbesar porsi pasar industri jam secara keseluruhan.

Tag Heuer Jam tangan Tag Heuer model Carrera

“Apple akan membuat orang-orang muda memakai jam tangan. Mereka ini nantinya mungkin bakal berminat membeli jam tangan sungguhan,” tambah dia.

Selain Tag Heuer, pembuat jam mewah lain yang juga telah membuat produk smartwatch adalah Breitling yang beberapa hari lalu mengumumkan produk bernama B55 Connected yang bisa dikendalikan lewat aplikasi smartphone.

Sementara, Swatch Group mengatakan akan mulai mengintegrasikan fitur near-field communication ke beberapa brand jam tangan buatannya, mulai dari Swatch, lalu Tissot dan Omega.

Lukisan atau televisi?

Kendati banyak analis memprediksi bahwa Apple Watch yang banderol harganya mencapai ratusan juta rupiah itu bisa mengerogoti pasar jam mewah tradisional, sebenarnya masih belum jelas betul apakah Watch bakal sukses di pasaran atau tidak, mengingat produk yang bersangkutan juga belum beredar.

Beberapa pihak memandang bahwa jam mewah tradisional dipandang bakal selalu memiliki pasarnya sendiri, mengingat produk semacam ini bisa terus berfungsi selama hitungan dekade -kalau bukan abad- sementara teknologi yang tertanam di smarwatch akan usang hanya dalam beberapa tahun.

Faktor lain termasuk daya tahan baterai smartwatch yang relatif pendek dan haris diisi setiap malam sehingga merepotkan.

Sejumlah pabrikan jam mewah lain pun memilih untuk tidak ikut-ikutan merilis produk smartwatch. Hermes, misalnya, masih mengambil sikap wait-and-see.

“Untuk sementara, Hermes masih melihat perkembangan,” kata managing director Hermes Guillaume de Seynes. “Kami masih belum tahu apakah pasar smartwatch akan tumbuh atau tidak.”

Sementara itu, Patek Phillipe merasa yakin kebanyakan konsumen akan tetap memilih untuk memasangkan pakaian formal dengan jam mewah tradisional ketimbang smartwatch.

“Saat Anda membeli Patek Philippe, Anda membeli benda seni yang tak lekang dimakan waktu,: kata Chairman patek Philippe Thierry Stern. “(Membeli smartwatch) Ibaratnya Anda menyuruh orang-orang untuk tak lagi membeli lukisan, tapi layar TV yang menampilkan gambar lukisan.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com