Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telkomsel Tidak Ingin Tergesa-gesa Gelar 4G

Kompas.com - 20/03/2015, 14:20 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Direktur Telkomsel, Ririek Adriansyah mengatakan bahwa implementasi 4G di frekuensi 1800 MHz jangan sekadar mengejar kecepatan implementasinya saja, namun juga harus mempertimbangkan kualitas layanannya.

Hal tersebut disampaikan oleh Ririek di hadapan sekitar 100 jurnalis yang hadir di acara Media Gathering Telkomsel yang diselenggarakan di Yogyakarta, Jumat (20/3/2015).

"Penataan frekuensi 1800 MHz akan mubazir jika hanya mengejar kecepatan (penataan), kualitas pelayanan terhadap pelanggan itu lebih penting," demikian ujar Ririek.

Menurut Ririek, Telkomsel telah mengajukan metode penataan frekuensi 1800 MHz. Metode yang diajukan tersebut diusulkan sebisa mungkin tidak sampai mengganggu kenyamanan pelanggan seluler dalam menikmati layanan data.

"Itu yang selalu kami komunikasikan dengan pemerintah, harus meminimalisir gangguan terhadap pelanggan," katanya.

Menurut Ririek, penataan frekuensi 1800 MHz tersebut sudah ada dalam rencana kerja Telkomsel di tahun 2015 ini. Telkomsel sendiri sedang membicarakannya dengan pemerintah dan operator-operator lain di Indonesia.

"Kami harapkan proses penataan ulang (refarming) yang akan berjalan mulai pertengahan tahun ini di cluster atau pulau yang ditentukan akan selesai pada akhir tahun nanti," kata Ririek.

Berbeda dengan operator seluler XL Axiata (XL) yang mengklaim jaringannya telah siap untuk menggelar layanan 4G di frekuensi 1800 MHz, operator biru tersebut menginginkan agar implementasi 4G di jaringan tersebut bisa dilakukan sesegera mungkin.

"Kita (XL) sudah siap, bahkan kita mengusulkan agar segera langsung switch," ujar Pantro Pander Silitonga, Vice President LTE XL Axiata saat dijumpai KompasTekno di Jakarta, Senin (16/3/2015).

Menurut Pantro, salah satu hal yang membuat penerapan layanan 4G 1800 tertunda diterapkan adalah soal tarik ulur metode yang digunakan untuk beralih ke jaringan 1800 MHz.

Metode yang dimaksud Pantro adalah metode pemindahan frekuensi secara langsung (direct) dan tak langsung (indirect). "Kami (XL) sih inginnya langsung saja pindah, pakai direct, tapi operator lain belum setuju," ujar Pantro.

Dengan metode direct, dijelaskan Pantro, semua operator akan switch jaringan 3G ke 4G secara langsung, tanpa pengosongan kanal terlebih dahulu. Sementara metode indirect adalah sebaliknya, kanal dikosongin terlebih dahulu kemudian operator secara bertahap memindahkan kanal 4G mereka.

"Tarik-ulurnya ini yang bikin lama, kita saja hampir tiap hari rapat bahas ini," ujar Pantro.

Agar tarik-ulur penentuan metode tersebut tidak berlarut-larut, Pantro pun mengusulkan agar dibuat satu pilot project di suatu wilayah yang menggunakan metode direct dalam memindahkan frekuensi 4G.

"Kalau (metode direct) sudah dimungkinkan bisa dilakukan di suatu wilayah, kan ketahuan bisa apa nggaknya (di wilayah lain)," pungkasnya.

Sebagamana diketahui, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) telah menargetkan proses penataan ulang jaringan di frekuensi 1800 MHz agar menjadi netral untuk empat operator seluler bisa mulai dinikmati pada kuartal ketiga 2015 mendatang.

Proses Refarming di frekuensi 1800 MHz yang disepakati oleh keempat operator tersebut adalah sebagai berikut, XL akan menempati posisi paling kiri dengan frekuensi 22,5 MHz, Kemudian Tri dengan 10 MHz, Indosat 20 MHz, dan paling kanan Telkomsel dengan lebar pita 22,5 MHz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com