Itulah sebabnya, sistem seperti Manajemen Infrastruktur Pusat Data atau Data Center Infrastructure Management (DCIM) sangat dibutuhkan. DCIM berguna untuk meminimalisir kesalahan akibat kelalaian manusia.
Kecerobohan dan kelalaian manusia memang bisa menjadi ancaman terganggunya keberlangsungan data center. Fakta menyebutkan bahwa persentase penyebab downtime akibat kesalahan manusia berada pada angka 60 persen hingga 80 persen.
Untuk mencegah dan meminimalkan gangguan yang terjadi akibat manusia diperlukan pemeliharaan alat-alat atau perangkat yang menunjang keberlangsungan data center. Dengan melakukan pemeliharaan, perangkat atau alat yang sudah tak layak pakai dapat segera diganti atau hanya sekadar diperbaiki secara berkala agar kinerjanya optimal.
Pada dasarnya, pemeliharaan dan perawatan data center dapat dilakukan dengan memperkuat sistem, infrastruktur dan keamanan fisik. Hal pertama harus diperhatikan adalah pengaturan sirkulasi udara dan suhu secara tepat.
Selain itu, peran data center juga penting bagi aktivitas lain, misalnya sistem dalam mesin ATM, e-commerce, dan banyak lagi. Tak banyak yang tahu, bahwa semua aktivitas itu diolah dan terekam di dalam beberapa server di suatu lokasi bernama data center.
Harus diingat, pemeliharaan panel listrik berisi Mini Circuit Breaker (MCB) juga sangat penting. MCB merupakan perangkat yang dapat memicu timbulnya panas karena menjadi tempat terminasi kawat listrik.
Sebagai catatan, jika tidak diperhatikan, terminasi kawat listrik yang kendur dengan beban besar akan menimbulkan panas. Jika dibiarkan dalam waktu yang lama akan berpotensi mengakibatkan kebakaran.
Adapun prioritas selanjutnya adalah pemeliharaan hardware. Responsif atau tidaknya sistem biasanya tergantung pada kapasitas dalam hardware. Pemeliharaan dapat dilakukan dengan cara melakukan pengarsipan, defragmentasi, meningkatkan sistem operasi, software dan juga hardware.
Pemeliharaan yang juga tidak kalah penting lainnya adalah back-up jaringan komunikasi secara rutin. Hal ini diperlukan saat jaringan komunikasi utama terganggu. Terakhir, pemeliharaan Dokumen Disaster Recovery Planning (DRP).
Pada dasarnya, DRP merupakan proses, kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan persiapan untuk pemulihan atau kelanjutan dari infrastruktur teknologi. DRP penting bagi organisasi setelah mengalami ‘disaster’ yang mengakibatkan gangguan pada perangkat hingga keadaan downtime, baik karena alam ataupun ulah manusia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.