Rencana tersebut berwujud sebuah program bernama Sisternet. Saat ini memang masih berupa konsep yang sedang digarap dan, ujar Dian, akan segera diluncurkan ke publik.
"Kita akan meluncurkan platform atau aplikasi yang bisa digunakan membantu perempuan Indonesia agar lebih digital. Ini akan dilakukan dalam waktu dekat," ujarnya dalam bincang santai dengan media, Kamis (2/4/2015) kemarin.
Dian melanjutkan, umumnya dalam sebuah keluarga anak-anaklah yang cenderung akan lebih dulu belajar mengenali internet. Terutama karena anak-anak memang lahir di era yang sudah digital.
Orang selanjutnya yang lebih mudah mempelajari pemanfaatan internet biasanya adalah sang bapak. Hal ini mungkin terjadi karena sang bapak dituntut untuk memahaminya demi kebutuhan pekerjaan.
Sedangkan sang Ibu biasanya cenderung tidak bisa menggunakan internet. Meski dalam keluarga tersebut ada yang mampu mengajari, gap generasi dengan sang anak atau kesibukan sang bapak membuat hal itu sulit dilakukan.
"Melalui program Sisternet, kami ingin agar ibu-ibu lebih melek internet. Bapaknya sibuk nggak bisa ngajarin. Anaknya juga. Lalu siapa lagi kalau bukan sesama wanita juga yang memberikan edukasi," papar Dian.
"Sudah saatnya perempuan meningkatkan kualitas dengan menggunakan internet. Internet bukan main-main lagi, banyak hal yang dapat meningkatkan kualitas hidup perempuan melalui internet ini," pungkasnya
Persoalan ketimpangan gender dalam hal pemanfaatan internet sebenarnya bukan cuma terjadi di Indonesia. Menurut Dian, ketimpangan tersebut ada di seluruh Asia. Sayangnya dia tidak memaparkan rasio ketimpangan tersebut.
Rencananya layanan bernama Sisternet itu akan diluncurkan XL bertepatan dengan Hari Kartini pada 21 April 2015 mendatang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.