Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cita-cita Menkominfo Berikan Sejuta Domain .id Gratis

Kompas.com - 07/04/2015, 10:52 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia (Menkominfo) Rudiantara berencana mengalokasikan dana Rp 50 miliar untuk mengadakan satu juta domain web .id. Harapannya, domain sebanyak itu akan menghemat biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan bandwidth internasional.

Dia menjelaskan, kemungkinan dana Rp 50 miliar tersebut akan masuk ke anggaran Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia (Kemenkominfo) pada 2016. Satu juta domain .id ini selanjutnya akan dibagikan gratis agar orang-orang mau meninggalkan domain berakhiran .com.

"Kita rekomendasikan untuk pakai .id. Makanya tahun depan daripada kita pusing kan, ya sudah mau gak kita sejuta domain .id?" ujarnya di ruang serbaguna Kemenkominfo, Senin (6/4/2015) sore.

"Kalau 2016 nanti kita berikan sejuta domain .id, dananya Rp 50 miliar, coba hitung berapa saving bandwidth-nya kalau yang menggunakan .com pindah ke sini," imbuhnya.

Soal biaya sendiri, domain ..id dibanderol mulai dari Rp 100 ribu untuk Domain Tingkat Dua berakhiran .co.id, hingga Rp 500 ribu untuk Domain Tingkat Tinggi berakhiran .id.

Namun Rudiantara meyakini harga yang diberlakukan bisa berbeda ketika memborong satu juta domain. Menurutnya, bisa saja harganya jadi Rp 50 ribu per domain sehingga dana Rp 50 miliar mencukupi.

"Yang penting mekanisme ini didorong ke public domain. Jadi kita keluar Rp 50 miliar itu apakah bertahap atau apa. Daripada program yang gak jelas, kan ini jelas Rp 50 miliar buat web .id. Bukan berarti (program) yang sekarang gak jelas ya," ujar pria yang biasa disapa Chief RA ini.

Dalam pandangannya, dana dengan jumlah tersebut bukanlah pemborosan. Justru malah bisa jadi tahap awal untuk melakukan penghematan yang lebih besar, yaitu dari sisi biaya bandwidth internasional.

Menurutnya, situs-situs yang menggunakan domain .id, ketika diakses dari Indonesia tidak akan memakai bandwidth internasional. Lain halnya dengan situs berakhiran .com yang ketika diakses dari Tanah Air harus menggunakan bandwidth internasional.

"Harus ada yang hitung berapa saving-nya, berapa bandwidth internasional yg bisa di save karena aftermarket policy kita," ujarnya.

"Rp 50 miliar itu kecil, dibanding mereka bayar bandwidth internasional yang bisa ratusan miliar. Kualitasnya pun lebih bagus, kecepatan lebih bagus," tutup Rudiantara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com