Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BISNIS

Listrik Padam di "Data Center"? Ada UPS yang Selalu "Stand by"...

Kompas.com - 07/04/2015, 12:07 WIB
Muhamad Malik Afrian

Penulis

KOMPAS.com - Pemadaman listrik kerap mengganggu aktivitas. Khusus di data center, pengaruhnya bisa berlipat ganda. Tak hanya mengganggu aktivitas di data center itu sendiri, tapi juga bisa menimbulkan kerugian finansial yang besar.

Untuk mengantisipasinya dibutuhkan energi cadangan yang bisa didapatkan dari komponen penting di dalamnya. Sebagai informasi, server dalam data center memang tidak boleh mati walaupun sedetik pun.

Data center harus benar-benar mendapatkan pasokan listrik selama 24 jam. Bila mati, maka akan terjadi downtime, yaitu kondisi server, storage, network, dan aplikasi yang didukungnya tak dapat diakses dalam jangka waktu tertentu.

Pada saat-saat seperti itulah Uninterruptible Power Supply atau UPS sebagai salah satu komponen data center sangat berperan penting. UPS berguna sebagai cadangan atau back up energi listrik sementara. Dengan UPS, komponen di data center bisa terus mendapatkan daya listrik tanpa jeda saat perpindahan suplai energi ke genset.

Komponen Penting

Pada dasarnya fungsi UPS bukan hanya untuk menstabilkan arus listrik. Fungsinya pun berbeda dengan genset, karena UPS hanyalah cadangan energi sementara agar data center tidak serta merta mati saat terjadi pemadaman tersebut. Hal tersebut menjadi sangat penting mengingat genset memerlukan waktu beberapa saat hingga dapat memberikan suplai energi.

Dilansir di situs Schneider Electric, peran UPS sebagai cadangan listrik sangat berdampak positif terhadap seluruh kinerja perangkat data center. Pemadaman listrik secara tiba-tiba yang menyebabkan data center ikut mati bisa menyebabkan kerusakan perangkat dan menyebabkan data hilang seketika. Dengan UPS, kerusakan atau kehilangan data tersebut dapat dicegah.

Namun, efektifitas UPS bergantung pada kebugaran baterai. Pada umumnya, masa efektif UPS adalah dua sampai empat tahun, tergantung ukuran dan kondisi beban yang di-back up oleh UPS tersebut. Semakin bugar baterai, kinerjanya semakin dapat diandalkan. Tentunya, besaran daya back up itu sangat berpengaruh terhadap nilai investasi yang diperlukan.

 

Shutterstock UPS memiliki peran penting sebagai salah satu komponen data center

Jenis UPS

Berdasarkan fungsinya, UPS merupakan sebuah perangkat elektronik yang mampu menggantikan sementara, bahkan memperbaiki pasokan listrik yang diterima oleh satu atau beberapa perangkat yang dikoneksikan ke jalur keluaran UPS.

Topologi UPS ada tiga, yaitu offline UPS, online UPS atau yang dikenal dengan line-interactive UPS, serta true-online double conversion UPS. Ketiganya memiliki perbedaan sangat mendasar, terutama pada besaran waktu perpindahan dari sumber listrik utama atau PLN ke sumber listrik UPS, yaitu baterai. Jika terjadi putus aliran listrik dari PLN, jika beban yang akan di-back-up oleh UPS adalah beban yang kritikal, maka sebaiknya menggunakan True-online Double Conversion UPS karena waktu perpindahannya adalah nol detik.

Selain lamanya waktu perpindahan, yang perlu dicatat adalah kehandalan dari masing-masing tipe terhadap kemampuan mengangani permasalahan yang timbul dari jaringan listrik PLN, yaitu antara lain adalah kemampuan menangani tegangan naik atau turun, harmonik, Sag (mati sesaat atau berkedip), swell (lonjakan tegangan), pergeseran fase, dan kemampuan untuk menerima daya dari genset sebagai pengganti listrik PLN untuk beberapa jam per-hari.

Tipe offline tetap berada dalam posisi idle selama catu daya yang ada normal dan stabil. Tipe ini hanya beraksi saat terjadi power failure.

Sementara itu, online UPS mempunyai baterai yang selalu terhubung dengan inverter sehingga tidak ada transisi sumber pemasok daya yang diperlukan saat terjadi pemadaman. Pada topologi UPS line interactive membutuhkan sedikitnya 20 ms untuk masa transisi dari pemasok daya utama ke baterai.

Beberapa waktu lalu, tipe online ini umumnya hanya digunakan untuk instalasi industri dengan daya 10KW atau lebih. Namun, saat ini tipe tersebut juga mulai tersedia bagi konsumen rumah tangga dengan daya kurang dari 500 watt.

Pada umumnya tipe ini lebih cocok digunakan apabila arus listrik kurang stabil dan pemadaman terbilang sering terjadi. Biasanya UPS digunakan hanya untuk menggantikan listrik PLN selama 5 hingga 15 menit saja. Fungsinya untuk memberikan tambahan waktu dan pilihan bagi pengguna untuk mematikan perangkatnya atau menambah waktu hingga pasokan listrik kembali normal.

Baca: Jengkel karena Internet “Downtime”? Ini Penyebabnya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com