Begitu cuplikan obrolan sepasang remaja di salah satu komik karya Reza Mustar alias Azer. Menurut dia, media sosial tak ubahnya tren yang melekat dalam keseharian masyarakat saat ini. Dari situ, muncul pola-pola tertentu pada penggunaannya.
Misalnya pola penggunaan Instagram seperti yang diilustrasikan Azer. Sepasang remaja tak cukup puas menikmati awan indah. Mereka "harus" membidiknya untuk kemudian dipublikasikan ke akun Instagram. Adapula pola memotret makanan sebelum dimakan untuk dipamerkan di akun Instagram.
Nah, "keseharian" inilah yang menjadi benang merah komik-komik ciptaan Azer. Tak melulu soal tren media sosial, namun juga kondisi politik, sosial, budaya, dan pengalaman pribadinya. Semuanya dibungkus dengan guyonan bernada satir dalam akun Instagram @komikazer.
Kenapa Instagram?
Pasalnya, Azer pernah menjadikan blog personal sebagai platform utama menyalurkan karya-karyanya. Tapi, respon yang diterima tak sebanyak di Instagram. Kecenderungan masyarakat sekarang yang lebih intim dengan gawai dibandingkan komputer dianggap Azer sebagai pemicunya.
Blog hakikatnya dibuka di komputer, sedangkan Instagram adalah layanan yang aksesnya lebih fokus pada gawai. Nyatanya, saat hijrah ke Instagram, karya Azer lebih bisa diterima dan menjadi viral.
Kekuatan Instagram sebagai platform berkarya juga dirasakan seniman sekaligus ilustrator Eko Meinanto. Sejak 2013 akhir, Eko membuat akun Instagram @mnnt_.
Lebih spesifik, Eko melihat Instagram sebagai wadah yang aksesnya terbuka sehingga tak ada eksklusivitas bagi orang-orang tertentu dalam menikmati karya. "Kalau di Facebook kita harus berteman dulu baru bisa lihat karya orang," kata dia.
Sebenarnya, di Tumblr, blog, dan behance, setiap orang bebas melihat karya siapa saja tanpa ada pembatasan akses. Tapi, Eko menganggap wadah-wadah tersebut tak cukup. Soalnya, hanya golongan-golongan tertentu yang aktif di Tumblr dan kawanannya.
"Berbeda dengan Instagram yang jangkauan penggunanya tak terbatas. Gue pengen orang-orang yang awam (pada seni visual) juga bisa nikmatin karya gue," ia menuturkan.
Peluang-peluang yang muncul dari Instagram
Ramainya khalayak Instagram membuka peluang bagi Azer dan Eko. Bahasa sederhananya, popularitas membawa berkah. Dari yang awalnya menggunakan Instagram hanya untuk publikasi karya, fungsinya melebar jadi wadah tukar pendapat. Dari situ, keduanya kerap berkawan dengan orang-orang baru, hingga mendatangkan peluang kerja.
Lewat @komikazer, Azer mendapat banyak tawaran freelance dari merek-merek yang segmentasinya anak muda, agensi iklan dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.