Marketing Manager Baidu Indonesia, Iwan Setiawan mengatakan bahwa Mobo Market kini telah berisi 643.000 aplikasi terdaftar. Dari total tersebut, sebanyak 2000 aplikasi merupakan hasil karya pengembang piranti lunak Tanah Air.
"Dari keseluruhan aplikasi ada sekitar 2.000 aplikasi buatan lokal, developer-nya sendiri sekarang ada 283 orang. Targetnya, akhir 2015 ini kami bisa menambah sekitar 1.000 aplikasi dari developer lokal," Jelas Iwan di sela konferensi startup Echelon Indonesia, Rabu (15/4/2015).
"Keuntungannya di sini ya, kami punya fitur highlight yang menampilkan rekomendasi aplikasi berdasarkan tren yang sedang ada. Misalnya seperti ini," imbuhnya sambil menunjukkan banner bertuliskan Race Fast and Furious di header Mobo Market.
Banner tersebut ketika diklik akan merujuk pada daftar game balap, antara lain berjudul Fast Racing 3D, Furious Car Driver 3D dan Fast Furious Driving Simulator.
Dia melanjutkan, agar dapat masuk ke Mobo Market, pemilik aplikasi cukup mengirimkan file mereka dalam bentuk apk dan deskripsinya melalui e-mail. Selanjutnya, tim Mobo Market akan menyeleksi aplikasi tersebut berdasarkan konten. Aplikasi yang masuk juga dipindai untuk menghindari kemungkinan berisi malware.
"Screening kami cuma masalah keamanan saja, agar dapat dipastikan aplikasi tersebut aman dan bebas dari malware. Setelah itu akan kami langsung pajang di Mobo Market," terang Iwan.
"Indonesia punya banyak developer bagus tapi seringnya mereka tidak tahu cara mempromosikan karyanya," komentarnya.
Sistem pembayaran
Selain mengembangkan Mobo Market agar makin banyak menaungi developer lokal, perusahaan juga berniat membuat sebuah sistem pembayaran. Sistem pembayaran yang dimaksud hanya diterapkan untuk in-app-purchase atau pembelian item-item dalam sebuah game, sehingga mengunduh game bisa tetap gratis.
Iwan mengatakan, selama ini in-app-purchase dalam game di Mobo Market masih mengandalkan Google Play Store. Pengguna bisa membeli, namun uang tersebut dibayarkan kepada Google, melalui sistem billing mereka.
"Tahun ini kami fokus mengembangkan payment gateway, mencari developer dan partnership. Soal payment gateway ini untuk in-app-purchase saja, aplikasinya tetap gratis. Kalau sekarang kan pembayaran (in-app-purchase) masih lari ke luar, ke Google Play," terang Iwan.
"Sekarang kami belum mendapatkan rekanannya. Kami masih terbuka dan mencari rekan yang bisa menghubungkan antara bank, retail, voucher dan pulsa. Kalau ke depan ada project pemerintah seperti e-money pun kami akan sambut," tutupnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.