File tersebut berisi kumpulan arsip online Sony. Diantaranya ada 173.132 e-mail dan 30.287 dokumen yang dicuri saat peretasan Sony Pictures pada 2014 lalu.
Seluruh bocoran e-mail dan dokumen tersebut dipajang di situs Wikileaks dan dapat dibaca oleh masyarakat secara bebas. Bahkan, Wikileaks menyediakan kotak pencarian untuk memudahkan menemukan e-mail dan dokumen dengan topik tertentu.
E-mail dan dokumen yang dibocorkan WikiLeaks tersebut dapat bisa dibaca melalui tautan ini. Fitur pencarian terletak pada bagian paling bawah laman.
Dilansir KompasTekno dari TheNextWeb, arsip Sony yang dibocorkan WikiLeaks juga memperlihatkan hubungan vendor asal Jepang tersebut dengan Gedung Putih.
"Hampir 100 e-mail ke pemerintah AS ditemukan dalam arsip itu," kata perwakilan Wikileaks. Beberapa e-mail memperlihatkan keterkaitan antara Sony dan Partai Demokrat AS.
Tertera pada salah satu dokumen, beberapa pekerja Sony menghadiri malam penggalangan dana untuk membantu pemilihan Andrew Cuomo mewakili Partai Demokrat untuk duduk di pemerintahan New York.
Beberapa fakta tersebut memperlihatkan adanya keterlibatan Sony dalam peta politik AS. "Arsip ini memperlihatkan cara kerja internal dan pengaruh korporat multinasional ini. Ini penting dan berada di tengah konflik geopolitik," kata Pemimpin Redaksi Wikileaks Julian Assange.
Dokumen yang terungkap juga menunjukkan penggodokan film "The Interview" produksi Sony Pictures yang kontroversial. Mulai dari rancangan skrip, gaji aktor, dan rencana judul film tersebut sebelumnya. Adapula perbincangan privat antara para pemain film dan pihak Sony Pictures.
Seperti diketahui, 2014 lalu terjadi peretasan terhadap Sony Pictures. White House menuduh Korea Utara sebagai dalam dibalik peretasan. Sebab, saat itu Sony Pictures merilis film "The Interview" yang menyindir Presiden Korut Kim Jong-Un.
Sejak saat itu, Presiden AS Barrack Obama mengeluarkan beberapa gerakan penumpasan serangan maya. Di antaranya pembentukan agen khusus ranah maya dan pengaturan sanksi baru bagi setiap lembaga atu individu yang menyerang pemerintah AS.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.