Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duh, Sepinya Pusat Belanja Komputer

Kompas.com - 14/05/2015, 19:25 WIB
Deliusno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Masih segar di ingatan, pusat perbelanjaan komputer di berbagai daerah Indonesia padat dikunjungi pembeli. Tidak hanya didatangi orang yang ingin membeli atau merakit perangkat komputer, banyak juga yang hanya sekadar ingin melihat perkembangan baru di industri tersebut.

Akan tetapi, dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan ini, pemandangan tersebut sudah berangsung-angsur menghilang. Tempat yang biasanya penuh sepanjang pekan, terlihat mulai sepi pengunjung.

Bukannya apa-apa, industri komputer memang dinilai oleh beberapa lembaga sedang lesu-lesunya, mulai tergantikan produk smartphone dan tablet.

Lihat saja Harco Mangga Dua. Tempat penjualan komputer yang diklaim sebagai salah satu yang terbesar di dunia ini saja, menurut pantauan KompasTekno, memang terlihat sedikit sepi.

Memang terlihat masih cukup banyak orang, sekitar 5 sampai 7 orang yang berjalan dalam satu lorong toko. Namun, tidak sesesak dulu.

Tidak adil memang, pengamatan ini dilakukan saat pertengahan minggu, saat konsumen masih banyak menghabiskan waktu di tempat kerja, bukan di pusat perbelanjaan.

Akan tetapi, menurut ‎Eddie Lieferdian Hasan, Wakil Ketua Harco Mangga Dua Computer Center (HMCC), pusat perbelanjaan tersebut memang mengalami penurunan pengunjung yang cukup tajam dalam beberapa bulan belakang.

"Meski begitu hari Sabtu dan Minggu, pengunjung masih sedikit lebih ramai dari hari biasa," ujar Eddie.

Menurut Eddie, saat ini bisnis penjualan komputer yang ada di Harco Mangga Dua sudah mulai mengalami perubahan. Salah satunya, toko penjual komputer "jangkrik" atau rakitan sudah mulai memutuskan untuk menjual "komputer jadi" buatan vendor.

Pertama, masih menurut Eddie, disebabkan karena komponen PC yang dianggapnya sudah "mentok". Komponen yang ada sudah memenuhi kebutuhan harian sehingga konsumen memutuskan untuk lebih memilih produk PC jadi.

"Kalau ada yang mau merakit komputer, paling gamer," ujarnya.

Kedua, jumlah permintaan PC rakitan yang semakin menurun.

"Dulu, di toko saya, bisa merakit hingga 200 PC desktop dalam satu bulan. Kini, paling 10 unit," ujar pria yang juga memiliki satu toko di Harco Mangga Dua  tersebut.

Secercah optimisme

Pernyataan mengenai menurunnya pengunjung Harco Mangga Dua dalam beberapa bulan belakangan ini juga dirasakan oleh salah satu pedagang bernama Tarselim.

Sebagai bukti, menurut pemilik toko bernama Haga ini, banyak toko yang memutuskan tutup. Hal tersebut seperti ingin memperlihatkan sulitnya pedagang mencari modal menyewa toko.

"Dulu, mau cari kios saja susah. Kini, bisa pilih karena banyak yang tutup," ujarnya.

Akan tetapi, Lim, panggilan akrabnya, masih mengaku optimis bahwa pusat belanja komputer ini akan bangkit lagi dalam beberapa bulan ke depan.

Menurutnya, saat APBN negara sudah cair, saat pemerintah mulai berbelanja, itu saat semua industri, tidak hanya komputer, kembali bergairah.

"Itu saat uang mulai beredar di masyarakat. Industri harusnya bergairah kembali ya," ujarnya optimis.

Mulainya masa ajaran baru di sekolah-sekolah Indonesia juga dianggapnya sebagai momentum peningkatan kembali industri komputer.

"Mereka mengerjakan tugas pakai komputer, tidak mungkin pakai handphone," katanya.

Ia pun cukup percaya diri bahwa Harco Mangga Dua akan ramai kembali setelah bulan Mei ini. Meski akan kembali sepi pada bulan puasa mendatang, pasar akan kembali sedikit pulih setelahnya.

"Biasanya setelah Lebaran, Harco Mangga Dua ramai kembali," pungkasnya. Meskipun begitu, ia masih pesimis tempat itu bisa seramai beberapa tahun lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com