Di sisi lain, Indonesia dianggap Huawei sebagai pasar yang sangat penting dan harus "dimenangkan". Bagaimana Huawei menghadapi pasar yang ramai ini?
Richard Yu, CEO Huawei Consumer Business Group, hadir di Jakarta pada Kamis malam (5/6/2015), untuk berjumpa dengan beberapa media.
Dalam pertemuan itu, Richard mengatakan Huawei yakin bisa berbicara banyak di pasar Indonesia.
"Di China, percayalah, kondisinya jauh lebih rumit. (Selain pemain besar) banyak pemain kecil-kecil yang di arena smartphone. Jika di China saja kami bisa unggul, kami yakin di Indonesia juga bisa," ujar Richard.
Di Tiongkok, Huawei menurut data GfK telah melampaui pangsa pasar Apple dan Samsung. Pada April 2015, Huawei mencatatkan pangsa pasar 13,68 persen di atas kedua vendor tersebut.
Hal ini, ujar Richard, tercapai hanya dalam waktu yang relatif singkat. Baru dalam tiga tahun terakhir Huawei mulai berubah dari penyedia perangkat "white label" ke produsen dengan brand sendiri.
Di pasar ponsel Indonesia pun demikian, awalnya Huawei masuk sebagai penyedia perangkat untuk operator telekomunikasi. Ini di luar bisnisnya di ranah jaringan, tentu saja.
Menurut Richard, dulu fokus Huawei adalah di pasar menengah ke bawah. Sedangkan, dengan brand sendiri dimunculkan, Huawei mulai mengincar pasar kelas atas.
"Kami akan menyasar segmen menengah dan high end. Tapi tentunya tanpa melupakan segmen low end," tuturnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.