Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditolak Dunia, Internet.org Malah Laris di Indonesia

Kompas.com - 12/06/2015, 10:10 WIB
Oik Yusuf

Penulis

KOMPAS.com - Akses internet mobile gratis yang digelar Indosat bersama Facebook pada pertengahan April lalu menuai banyak kontroversi. Layanan di bawah bendera program Internet.org tersebut dinilai menganakemaskan sejumlah situs dengan menyediakan akses cuma-cuma.

Meski demikian, Internet.org justru laris di Indonesia, sebagaimana disampaikan oleh Direktur Utama Indosat Alexander Rusli yang mengklaim telah berhasil mengumpulkan satu juta pengguna akses gratis internet lewat program itu.

"Yang bikin kami senang, dari sejuta pengguna Internet.org, sebagian besar merupakan pelanggan baru," kata pria yang akrab disapa Alex ini, saat dijumpai usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Indosat Tbk di Jakarta, Rabu (10/6/2015).

Alex mengaku pihaknya tidak memperoleh pendapatan berarti dari Internet.org. Tetapi memang bukan profit jangka pendek yang menjadi tujuan program tersebut, melainkan mendorong pertumbuhan jumlah pelanggan internet (data) baru.

Senada dengan Alex, dalam wawancara dengan Kompas Tekno beberapa waktu lalu, VP Product Internet.org Facebook, Chris Daniels menjelaskan bahwa akses internet gratis dalam hal ini menjadi umpan untuk memancing pelanggan baru.

"Internet.org bisa dianggap sebagai customer acquisition tool buat operator," ucap Daniels ketika itu. "Pertama-tama mereka diberikan akses gratis ke sejumlah layanan dasar melalui Internet.org supaya mengerti manfaat internet. Dari sana, mereka kemudian akan menjadi pelanggan data."

Siapa yang menjadi target Internet.org di Indonesia? Alex menerangkan bahwa Indosat menyasar para pengguna feature phone di jaringan 2G yang belum memanfaatkan koneksi internet.

Proporsi pelanggan Indosat yang bergantung pada jaringan 2G  memang masih besar, mencapai kisaran 70 persen dari keseluruhan jumlah pelanggan operator seluler tersebut. Mereka banyak berdomisili di luar kota besar yang belum terjangkau akses internet berkecepatan tinggi.

"Ini (internet.org) memfasilitasi pelanggan untuk masuk mengakses internet tanpa harus membayar kuota data yang mahal," kata Alex. "Belakangan kami mulai banyak sosialisasi ke daerah, orang-orang yang first time internet user pun sudah mulai banyak yang memakai (Internet.org)," lanjut dia lagi.

Jika operator memperoleh pelanggan baru, maka Facebook pun turut kecipratan "rezeki" dari Internet.org, yang dalam hal ini berupa data-data pengguna seperti nomer telepon seluler, browsing history, dan lain-lain. Informasi ini nantinya bisa digunakan untuk kepentingan bisnis, termasuk targeting iklan.

Penolakan

Di Indonesia, layanan internet gratis Internet.org sejauh ini hanya bisa dinikmati oleh pelanggan seluler yang menggunakan kartu SIM Indosat. Caranya adalah dengan mengarahkan peramban ke alamat www.internet.org atau lewat aplikasi mobile.

Ada 15 situs yang bisa diakses secara cuma-cuma, termasuk dua situs e-commerce, situs berita, dan situs Facebook sendiri. Situs-situs tersebut merupakan versi khusus yang dirancang agar menghemat bandwidth 2G, berbeda dari laman web mobile reguler.

Pemberian jalur gratis ke sejumlah situs tertentu yang terkesan diskriminatif inilah, antara lain, yang banyak menimbulkan kontroversi

Pada Mei lalu, misalnya, sebanyak 67 kelompok hak digital di berbagai belahan dunia -termasuk ICT Watch di Indonesia- menandatangani surat protes yang dilayangkan ke pendiri Facebook.

Program yang menurut Facebook adalah upaya memperluas akses internet di negara-negara dunia ketiga itu dipandang mengancam privasi, kebebasan berekspresi, dan prinisip netralitas internet (net neutrality) yang menyebutkan bahwa akses internet pada semua konten harus adil dan merata.

"Internet.org telah dipasarkan sebagai layanan yang meyediakan akses penuh ke internet, padahal sebenarnya hanya menyediakan situs-situs tertentu yang telah disetujui oleh ISP lokal dan Facebook," bunyi penggalan surat tersebut.

Alexander Rusli sebelumnya pernah menyatakan pendapat soal net neutrality di Indonesia dan kaitannya dengan Internet.org. Dia mengaku tak ambil pusing dengan penolakan terhadap Internet.org yang ramai mencuat di ranah internasional.

"Di luar negeri itu pertentangannya terkait dengan net neturality, saya tak mau masuk ke perdebatan itu. Kami punya agenda sendiri di sini, yaitu mengajak orang-orang yang masih menggunakan jaringan 2G untuk mulai memakai internet," ucap Alex.

Misi tersebut, menurut dia, sejalan dengan tujuan dari program internet.org yang dimotori Facebook. "Karena kalau kita mau kerjakan sendiri, lalu siapa yang desain aplikasi agar ringan di network? Masa kita juga yang melakukan? Kan repot."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com