Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baru Digemari di Indonesia, Apa Serunya Snapchat?

Kompas.com - 23/06/2015, 20:46 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah Facebook, Twitter, Instagram, dan Path, kini giliran Snapchat unjuk gigi. Layanan berbagi video dan foto tersebut bisa jadi tren baru di kalangan netizen Indonesia.

Hal ini diamini pengamat teknologi, Aulia Masna. Sejak awal tahun ini, Aulia mulai menjajal Snapchat dan mengerti letak keseruan layanan tersebut.

Menurut dia, bermain Snapchat seperti kembali ke Twitter saat microblogging tersebut masih hijau di ranah maya. Kontennya terkait kegiatan sehari-hari, cerita pribadi dan keluarga, serta hal-hal lucu di lingkungan sekitar.

"Terlebih, Snapchat juga bersih dari muatan politik,'' kata pria yang juga menjabat Redaktur AdDiction.id ini kepada KompasTekno, Selasa (23/6/2015).

Lebih dari itu, Aulia menilai Snapchat menjadi lebih menarik bagi remaja karena belum banyak orang tua yang menggunakannya. Beda halnya dengan Facebook dan Twitter yang menjadi andalan orang dewasa.

"Para remaja lebih bebas berekspresi dan berkomunikasi di antara mereka sendiri (di Snapchat)," kata Aulia.

Fatimah Kartini Bohang/Kompas.com contoh konten unggahan di Snapchat

Lain pula keseruan bermain Snapchat menurut Galih Soedirdjo. Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (UI) ini menilai, Snapchat mengakomodasi kebutuhan masyarakat modern untuk berbagi hal apa pun tanpa topeng pencitraan. 

"Aku enggak malu kalau selfie kebanyakan (di Snapchat),'' kata Galih. 

Sebab, konten yang diunggah hanya bertahan 10 detik. Setelahnya, konten otomatis terhapus dan tak bisa lagi diakses teman.

Memang, konten yang diunggah bisa lebih langgeng jika pengguna memasukkannya ke "Story" untuk dibagi ke semua teman.

Tetapi, tetap saja penggalan-penggalan video dan foto di Story hanya bertahan selama 24 jam. Setelahnya, konten juga bakal lengser.

Karakteristik Snapchat yang tak lama-lama menyimpan masa lalu merupakan daya tarik bagi Catrina Sinaga.

"Semua yang konyol seakan dilegalkan. Enggak ada tekanan juga untuk suka atau enggak suka dengan unggahan orang," kata gadis 21 tahun yang baru sepekan bermain Snapchat itu. 

Intinya, di Snapchat, pengguna tak perlu pikir panjang atas konten yang ingin dibagi. Toh konten tak akan lama bertengger dan dilihat pengguna lain.

Beda halnya dengan Instagram dkk. Saat mengunggah foto dan video, konten tersebut akan terpatri selama pengguna tak menghapusnya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com