Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serpihan Pesawat Malaysia MH370 Disengaja Tidak Terlihat?

Kompas.com - 11/07/2015, 10:41 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

KOMPAS.com — Pencarian serpihan badan pesawat Boeing 777-200ER Malaysia Airlines penerbangan MH370 di sebelah selatan Samudra Hindia telah dilakukan lebih dari satu tahun. Namun, pencarian yang dilakukan selama ini menurut para ahli terkesan lambat dan ada yang ditutup-tutupi, seolah-olah ada keinginan agar MH370 tidak ditemukan.

Pemikiran tersebut didasari pada fakta bahwa pencarian sudah lebih dari 60 persen area. Namun, dua kapal dengan peranti sonar bawah laut, GO Phoenix dan Fugro Discovery, yang disewa oleh Pemerintah Australia dan sebagian didanai oleh Pemerintah Malaysia, belum melihat atau menemukan satu serpihan pun.

Pemerintah Australia pun seolah tidak mau transparan dengan memberikan data hasil pencarian kepada pihak luar untuk dianalisis.

Dengan semakin menipisnya peluang menemukan serpihan badan pesawat, para ahli mulai mempertanyakan kompetensi perusahaan yang dikontrak untuk memetakan dasar laut, mereka disebut lebih mengutamakan kecepatan dibandingkan ketelitian dalam pencarian.

Selain itu, ada pula yang menyangsikan kemampuan Fugro, termasuk kemungkinan bahwa serpihan badan pesawat itu telah terlewatkan tanpa mereka ketahui.

Namun, baik Pemerintah Malaysia maupun Australian Transport Safety Bureau (ATSB) yakin bahwa perusahaan yang dikontraknya, Fugro Survey Pty, Ltd, mampu melakukan tugasnya.

Kompetensi yang dipertanyakan

Kompetensi Fugro Survey mendapat sejumlah pertanyaan dari beberapa ahli pengangkatan bangkai pesawat, termasuk peranti dan teknologi yang mereka gunakan.

Seperti yang diutarakan oleh Steven Saint Amour, ahli pengangkatan bangkai pesawat yang berbasis di Annapolis, Maryland, AS.

"Sangat aneh jika mereka menyewa perusahaan yang tidak memiliki aset dan rekam jejak," ujar Amour seperti dikutip KompasTekno dari The Huffington Post, Jumat (10/7/2015).

Namun, Fugro Survey sendiri bukannya tidak memiliki prestasi. Perusahaan survei yang berbasis di Belanda itu sebelumnya berhasil menemukan reruntuhan kapal dagang dari abad ke-19 di kedalaman 3.900 meter di bawah laut.

Direktur Pencarian Fugro, Paul Kennedy, yakin bisa menemukan serpihan badan pesawat B777-200ER di dasar laut, sebab ukuran serpihan itu diperkirakan 10 kali lebih besar dari bangkai kapal dagang yang pernah ditemukannya.

"Saya tidak peduli orang lain mau bicara apa, kami hanya fokus dalam pekerjaan kami," ujar Kennedy singkat.

Teknologi usang?

Kritikan lain yang ditujukan kepada Fugro Survey adalah penggunaan peranti side-sonar "towfish" 75 kHz yang dinilai tidak tepat. Sonar tersebut diseret oleh kapal di kedalaman rata-rata 4.000 meter.

Towfish itu digunakan untuk memetakan area koridor seluas 2.000 meter. Beberapa pakar menganggap jangkauan tersebut terlalu luas untuk dipetakan dengan sistem akustik sonar karena citra sonar akan semakin tidak jelas jika sinyal yang dipancarkan dan diterimanya terlalu jauh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com