"Soalnya, wearable device merupakan companion device atau ekstensi dari smartphone," kata Andrew menerangkan alasannya. "Terlebih, pengguna gadget di kota besar kini sudah semakin tertarik dengan metode tracking olahraga atau kesehatan yang bisa difasilitasi wearable."
Dalam hal ini, Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan smartphone yang pesat, di mana satu dari dua ponsel yang terjual pada 2014 merupakan smartphone, menurut firma riset GFK.
Pasar wearable device sendiri secara global memang diproyeksikan akan tumbuh sebesar 35 persen dalam jangka waktu lima tahun sejak 2014, hingga mencapai angka pengkapalan 148 juta unit pada 2018.
Beberapa bulan menjual wearable device, Andrew dan kawan-kawan kemudian mulai melirik perangkat jenis lain. “Pada Maret lalu, kami coba memasukkan drone. Ternyata sambutannya lumayan,” kata Andrew.
Drone yang dijual sejauh ini baru dari merek DJI, yakni seri Phantom dan Inspire. Tapi Andrew tak menutup kemungkinan pihaknya bakal menjual drone dari merk lain.
Apalagi, tambahnya, pasaran drone komersial secara global diperkirakan akan tumbuh hingga mencapai kisaran 2 miliar dollar AS pada 2021. Seperti wearable device, dia meyakini drone menyimpan potensi besar di Indonesia.
“Menurut saya masa depan (drone) cerah kalau harga bisa ditekan dan banyak developer yang membuatkan aplikasi untuk keperluan di luar profesional,” ujar Andrew.
Sebagai pembeda dengan e-commerce lain yang juga menjual drone, Wearinasia berusaha memberikan dukungan teknis yang lebih memadai, dalam bentuk konsultasi lewat customer service yang benar-benar mengerti perihal drone.
Dia mencontohkan salah satu rekannya, Albert, yang disebut seringkali menerangkan cara pakai drone kepada pelanggan ketika melakukan penjualan secara cash on delivery.
Perusahaan teknologi
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.