Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Indonesia, Apple dan Android Belum Bisa seperti BlackBerry

Kompas.com - 26/08/2015, 16:06 WIB
Oik Yusuf

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - BlackBerry mengaku tak risau soal persyaratan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sebesar 30 persen untuk handset 4G yang bakal mulai diberlakukan pada 17 Januari 2017.

Malahan, Chief Legal Officer BlackBerry Global Steve Zipperstein mengatakan bahwa pihaknya sudah lama menyertakan kandungan lokal buatan Indonesia di produk-produknya, jauh sebelum wacana soal TKDN mencuat ke permukaan.

"Contohnya saja, kami menanam investasi besar di Bali untuk membangun pusat pengujian aplikasi di sana. Aplikasi hasil uji tak hanya dipakai di handset BlackBerry yang dipasarkan di Indonesia, namun juga di pasar global," ujar Zipperstein dalam sesi wawancara bersama sejumlah jurnalis di Jakarta, Selasa (25/8/2015).

Ditambahkan oleh Zipperstein, dari sekitar 100.000 aplikasi di toko BlackBerry World, 5.000 di antaranya merupakan buatan pengembang Indonesia yang jumlahnya mencapai 1.500 developer.

"Jadi, Android atau Apple tak bisa bilang bahwa (aplikasinya) diuji dan diulas di Indonesia, tapi BlackBerry bisa," tukas dia.

Yakin sudah memenuhi

Selain pusat uji aplikasi di Bali, BlackBerry turut menjalin kerja sama pengembangan SDM dengan Institut Teknologi Bandung, juga membuat sebagian komponen perangkat kerasnya di Indonesia.

Untuk lebih memperjelas, Zippersten mencabut baterai dari handset BlackBerry Bold 9900 miliknya, lalu menunjukkan tulisan berbunyi "Cell made in China, further processed in Indonesia" yang tertera di baterai tersebut.

"Perakitan akhir dari baterainya dilakukan di sini (Indonesia). Begitu juga dengan sejumlah headset (earphone) yang dibuat oleh rekanan kami di Indonesia," kata Zipperstein.

Lantaran telah melakukan langkah-langkah di atas, BlackBerry merasa sudah memenuhi persyaratan tingkat kandungan dalam negeri.

"Kami mengapresiasi apa yang coba dilakukan Menteri Kominfo Rudiantara untuk kebaikan negerinya," ujar Zipperstein. "Karena itu saya sangat yakin kami sudah memenuhi (persyaratan TKDN), kalau bukan melebihinya."

Batam dan Cibubur

Director Government Relations BlackBerry Indonesia Kusuma Lienandjaja menjelaskan bahwa baterai dan headset BlackBerry dirakit di Indonesia, masing-masing oleh rekanan perusahaan tersebut di Batam dan Cibubur.

Kusuma tidak menjelaskan seperti apa persisnya proses yang dilakukan dalam pembuatan dua komponen tersebut atau kapasitas produksinya, namun dia mengatakan bahwa headset dan baterai yang dihasilkan dilempar untuk konsumsi pasar domestik dan luar negeri.

"Dulu bahkan vibrating motor untuk handset juga dibuat di sini, tapi sekarang pabriknya sudah dipindah ke Jerman sejak 2014," imbuhnya.

Kandungan lokal untuk aspek hardware dan software sudah ada, bagaimana dengan aspek desain yang juga masuk dalam penghitungan kandungan lokal?

"Kalau untuk desain kami masih belum ada keputusan. Masih terus melihat keadaan. Tapi kami tentu akan selalu kooperatif dengan regulasi TKDN," tutup Kusuma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com