Sama halnya dengan di Indonesia, kondisi perekonomian di China juga sedang menurun. Banyak pengamat dan jurnalis yang mem-posting berita seputar kondisi ekonomi China melalui jejaring sosial dan blog.
Hal tersebut nampaknya membuat pemerintah China resah. Dikutip KompasTekno dari Mashable, Senin (31/8/2015), kantor berita Xinhua mengatakan bahwa Kementerian Keamanan Umum menutup 165 akun karena dianggap melanggar peraturan.
Pemerintah China menganggap postingan-postingan di berbagai blog dan jejaring sosial itu menimbulkan kepanikan, salah pengertian, dan menimbulkan kekacauan di pasar saham atau masyarakat.
Selain menghapus akun-akun jejaring sosial, jurnalis juga menjadi sasaran sweeping. Jurnalis majalah setempat juga ditahan karena tulisannya tentang kekacauan pasar saham China.
Menurut laporan, jurnalis tersebut dipaksa untuk mengakui telah menyebarkan informasi palsu yang hanya berdasar pada rumor dan membuat kesimpulan pribadi dalam tulisannya itu.
Kondisi di China menjadi cerminan betapa pemerintah setempat telah mengintervensi cara berpendapat melalui media online, baik blog maupun di jejaring sosial.
Berbeda dengan apa yang terjadi di Indonesia, kritik terhadap pemerintah banyak dijumpai melalui blog-blog, media online, maupun jejaring sosial, yang hingga kini pemerintah belum terlalu jauh mencampuri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.