Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Jet Tempur TNI AU Berikutnya Bisa Jurus "Patukan Ular Kobra"

Kompas.com - 17/09/2015, 08:10 WIB
|
EditorWicak Hidayat
KOMPAS.com — Salah satu daya tarik dari pesawat jet tempur Sukhoi Su-35 yang sedang dilirik oleh Pemerintah Indonesia untuk mengganti F-5E Tiger TNI AU adalah kemampuan supermanuverability yang dimilikinya.

Supermanuverability atau kemampuan bermanuver yang luar biasa adalah kemampuan pesawat bermanuver lebih, tetapi tetap masih bisa terkontrol berkat mekanisme aerodinamika yang dimiliki.

Kemampuan seperti itu pertama kali dikenalkan dalam pesawat tempur Rusia Sukhoi Su-27 dan Mikoyan MiG 29 pada tahun 1980-an. Belakangan, supermanuverability menjadi standar dalam pesawat tempur generasi ke-4 dan bahkan ke-5.

Berkat desain aerodinamikanya, Su-27 disegani oleh pilot-pilot tempur karena manuver "patukan ular cobra"-nya, yang pertama kali diperagakan oleh tes pilot Sukhoi, Victor Pugachev.

Manuver super lain yang bisa dilakukan adalah manuver Bel, yaitu pesawat tampak seperti diam sejenak secara vertikal, lalu jatuh seolah sedang stall, tetapi pilot tetap bisa mengarahkan moncong pesawat ke arah yang diinginkannya dan melakukan recovery.

Di pesawat tempur generasi Su-27 dan Su-30, kemampuan supermanuverability bisa dicapai berkat desain aerodinamika pesawat serta dukungan mesin.

Kemampuan tersebut ditingkatkan dalam Su-35 dengan dukungan thrust vectoring. Fitur thrust vectoring adalah fitur lubang buang mesin jet (nozzle) yang bisa dibelokkan. Dalam Su-35, nozzle-nya bisa dibelokkan dalam tiga sumbu gerakan.

ist Nozzle milik Su-35 memiliki fitur thrust vectoring, bisa dibelokkan untuk menambah kemampuan pesawat bermanuver di udara.
Dengan nozzle yang menyemburkan thrust (daya dorong) yang dibelokkan, ini menambah kemampuan bermanuver pesawat. Ibaratnya mobil yang berbelok sambil "mengepot". Bedanya, Su-35 "ngepot" di udara.


Apa gunanya supermanuverability?
Dalam pertempuran udara modern, yang kini menganut paham beyond visual range (BVR), kemampuan supermanuverability memang terdengar tidak dibutuhkan.

Pesawat-pesawat tempur berkemampuan BVR bisa mengunci banyak target dari jarak jauh, sepanjang masih bisa terendus radar. Pilot bisa mengunci dan melepaskan misil tanpa melihat targetnya secara fisik, cukup di layar radar.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke