KOMPAS.com — Ahmed Mohamed, bocah Muslim berusia 14 tahun di Texas, Amerika Serikat, dicurigai membawa bom ke sekolah. Ini bermula saat Ahmed memamerkan jam digital buatannya ke guru teknologi.
Guru lain turut melihat jam tersebut. Bukannya memuji, guru sekolah justru memanggil polisi untuk menangkap Ahmed.
Siswa SMA tersebut diboyong ke pusat penahanan remaja dan diinterogasi terkait barang rakitan yang ia bawa.
Peristiwa ini pun menjadi topik hangat di media sosial. Tagar #IStandWithAhmed bertebaran di ranah maya untuk menyatakan dukungan terhadap Ahmed.
Tagar itu sudah dikicaukan di Twitter sebanyak lebih dari 400.000 kali. Tiap menit, muncul sekitar 2.000 kicauan baru untuk mendukung Ahmed. Ada yang prihatin, marah, kesal, dan membuat guyonan satire terhadap ketidakadilan yang dialami Ahmed.
"Ketika murid lebih pintar daripada guru #IStandWithAhmed," tulis pengguna akun @LadyA08.
"Kulit putih membuat reaktor nuklir? Genius. Anak Muslim kulit gelap membuat jam digital? Teroris #IStandWithAhmed," tulis pengguna akun @Main_Pakistani.
"Jangan biarkan orang-orang mengubahmu dan menghalangimu #IStandWithAhmed," tulis pengguna akun @samwhite.
Tak hanya dari masyarakat akar rumput, para CEO perusahaan TI, industri, hingga politisi turut meramaikan linimasa dengan dukungan maya untuk Ahmed.
"Asumsi dan ketakutan tak menyelamatkan kita. Ahmed, tetaplah selalu ingin tahu dan terus membangun," kata calon kandidat presiden AS, Hillary Clinton, melalui akun @HillaryClinton.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.