Evernote saat itu dikategorikan unicorn company, yang berarti memiliki nilai valuasi lebih dari 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 14,5 triliun. Jumlah penguna di 2012 tecatat sekitar 30 juta orang, dan mereka mendapatkan suntikan dana 270 juta dollar AS atau setara Rp 3,9 triliun.
Angka pertumbuha pengguna berikutnya pun tidak kecil. Tahun ini saja mereka mencatat sudah ada 150 juta orang terdaftar.
Kendati begitu disukai orang dan banyak yang menggunakan, mereka gagal. Ya, di satu sisi mereka gagal mengembangkan bisnis menguntungkan dari jumlah pengguna yang sudah sebesar itu.
Bahkan, sebagaimana dilansir KompasTekno dari BusinessInsider, Senin (5/10/2015), kini Evernote mesti memangkas 18 persen atau lebih dari selusin tenaga kerja dan menutup 10 kantor globalnya.
"Ini akan jadi perjuangan berat. Mereka ingin go public, dan untuk melakukan itu, mesti mengatur prioritasnya untuk mendapatkan keuntungan," ujar sumber yang dekat dengan Evernote.
Salah fokus
Sejumlah mantan pegawai Evernote meyakini penyebab masalah dalam startup 1 miliar dollar AS itu adalah kesalahan fokus. Sepanjang perjalanannya, perusahaan tidak fokus untuk mengembangkan aplikasi buku catatan dan merayu penggunanya agar mau menikmati layanan berbayar.
Evernote justru menghabiskan waktu untuk mengembangkan produk serta fitur-fitur baru yang beberapa mengandung cacat. Misalnya, pada 2014 lalu, TechCrunch mempublikasikan sorotan terhadap berbagai cacat dalam aplikasi tersebut.
Chief Executive Officer Everote kala itu, Phil Libin dengan cepat menanggapi masalah yang dimaksud. Bahkan dia langsung mengontak penulis secara pribadi dan menjanjikan perbaikan kualitas.
Sayangnya, masih menurut mantan pegawai itu, Evernote justru kembali merilis berbagai produk dan fitur baru yang tidak sesuai harapan.
"Rasanya kami seperti mengerjakan prioritas yang salah. Saya yakin, motifnya adalah untuk terus menerus menarik perhatian media. Mereka tidak tahu bagaimana mengoptimalkan dan meningkatkan pertumbuhan," ujarnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.