Pada kuartal ketiga tahun ini, Samsung memprediksi laba usaha mencapai 7,3 triliun Won (sekitar Rp 84 triliun) dari penjualannya yang sebesar 51 triliun won.
Dengan demikian, untuk pertama kalinya Samsung mengalami pertumbuhan profit setelah tujuh kuartal berturut-turut secara year-on-year laba Samsung mengalami penurunan.
Pada kuartal ketiga tahun 2014 lalu, Samsung menghasilkan revenue 47,4 triliun won. Artinya tahun ini, revenue Samsung naik sekitar 7 hingga 8 persen. Laba usaha setahun lalu juga mengecewakan, hanya 4,1 triliun won. Maka, Samsung memprediksi peningkatan year-on-year sekitar 78 persen.
Banyak cara
Lalu, apa saja usaha-usaha yang dilakukan Samsung selama ini untuk membangkitkan kembali bisnis smartphone-nya?
Dikutip KompasTekno dari Reuters, Rabu (7/10/2015), Samsung telah mencoba bermacam cara, termasuk merilis smartphone baru untuk pasar low-end di India, dan beralih menggunakan materi logam alih-alih plastik untuk perangkat smartphone kelas atasnya.
Selain itu, Samsung juga memperkenalkan smartphone layar lengkung dan memangkas harga smartphone flagship-nya di kuartal dua tahun ini, Galaxy S6 setelah penjualannya tidak sesuai harapan.
Walau telah melakukan berbagai upaya tersebut, namun nampaknya investor belum terpikat. Pangsa pasarnya masih belum naik dibandingkan dengan Apple di segmen atas, atau ponsel China di pasar low-end.
"Samsung sedang stagnan," ujar Fund Manager IBK Asset Management, Kim Hyun-su. "Mereka kesulitan mencari cara bagaimana cara menumbuhkan permintaan untuk smartphone-nya".
Smartphone-smartphone Android saat ini memang susah untuk bersaing di luar harga jual yang kompetitif. Sebab, fitur atau hardware baru juga bisa ditiru dengan cepat oleh kompetitor.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.