Selanjutnya, perusahaan cukup menghubungkan Snowball dengan jaringan internal, mengkonfigurasi alamat Internet Provide (IP) dan memindahkan semua data yang dibutuhkan.
"Dengan koneksi internal perusahaan, transfer data akan jauh lebih cepat ketimbang lewat jaringan internet bebas," kata Barr.
Setelah data terpindah, Snowball menjamin keamanan data dengan sistem enkripsi 256-bit. Pencurian data atau manipulasi data yang tak diinginkan, kata Barr, akan sulit dilakukan oleh para peretas.
Selanjutnya Snowball akan dikirim kembali ke AWS. Jika data telah masuk ke Simple Storage Service (S3) pada layanan AWS, perusahaan atau pengembang akan diberitahu melalui notifikasi di AWS Simple Notification Service (SNS).
Snowball dilengkapi dengan Kindle pada sisi kanannya untuk memantau proses pemindahan data. Disematkan pula koneksi 10 GB untuk proses pemindahan jarak dekat, serta kapasitas daya 110 Volt.
Untuk sekali pemindahan data melalui satu perangkat Snowball, perusahaan atau pengembang harus merogoh kocek 200 dollar AS atau Rp 3 juta. Saat ini alat tersebut baru beredar di data center AWS basis Amerika Serikat.
Belum jelas kapan koper pintar tersebut bakal diboyong ke Indonesia. AWS juga belum mau mengungkap berapa jumlah perangkat Snowball yang saat ini dimiliki.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.