Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

24 Jam Nonstop, Hackathon Merdeka Serentak di 28 Kota

Kompas.com - 19/10/2015, 16:13 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda mendatang akan digelar ajang Hackathon Merdeka 2.0 serentak di 28 kota. Di dalam ajang tersebut, para pengembang aplikasi (developer) berlomba menunjukkan kebolehannya merancang aplikasi jadi atau prototipe tertentu.

Hackathon Merdeka kali ini mengusung tema kependudukan, yang merupakan pondasi data bagi kebijakan pemerintah. Contohnya antara lain berupa aplikasi pendataan anak putus sekolah dan yang tidak sekolah sama sekali, data catatan kriminal seseorang, hingga soal data pasien BPJS.

"Jadi Hackathon adalah bagaimana membuat aplikasi dengan sangat cepat, yaitu dalam 24 jam. Hasilnya berupa aplikasi jadi atau prototipe yang berfungsi memecahkan suatu masalah," terang inisiator Code4Nation Ainun Najib, saat ditemui KompasTekno dalam peresmian Hackathon Merdeka 2.0 di Jakarta, Senin (19/10/2015).

"Acara seperti ini sebenarnya sudah lazim dilaksanakan, apalagi di luar negeri. Kali ini Hackathon sudah mendapatkan 1.700 orang peserta, atau 620 tim," imbuhnya.

Rencananya, Hackaton Merdeka 2.0 akan diselenggarakan pada 24-25 Oktober, serentak di Banda Aceh, Toba, Medan, Pekanbaru, Palembang, Belitung, Tangerang, Depok, Bogor, Bandung, Cirebon, Garut, Banyumas, Wonosobo, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Pontianak, Balikpapan, Makassar, Mamuju, Manado, Denpasar, Sumbawa, Ambon, Jayapura, dan Diaspora Indonesia di Sydney, Australia.

Melalui dukungan dari PT Telkom Indonesia Tbk. (Telkom), penyelenggaraan acara akan memanfaatkan Digital Valley, Digital Lounge serta Kantor Telkom di seluruh Indonesia.

Ainun menambahkan, mereka belum menawarkan hadiah. Namun, aplikasi terbaik akan didorong agar bisa digunakan melalui kerja sama dengan pemerintah.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyambut digelarnya ajang Hackathon tersebut. Menurutnya, mesti ada lebih banyak ajang sejenis agar memicu pertumbuhan startup aplikasi dan terutama karena sesuai dengan tema revolusi mental.

"Kami mendukung agar banyak hackathon lain, bukan cuma ini saja. Aplikasi yang dikembangkan di sini berkait masalah pendudukan, dan itu align dengan revolusi mental yang menyangkut kewarganegaraan, etos kerja dan gotong royong," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com