KOMPAS.com – Merebak sejak 1990-an dan identik dengan ranah dotcom, startup sekarang sudah merambah e-commerce, layanan jasa, hingga transportasi. Teknologi informasi menjadi roda yang memutar bisnis ini.
Dalam dunia bisnis, startup merupakan istilah untuk perusahaan kecil dengan modal terbatas yang baru berkembang. Biasanya, perusahaan ini mula-mula dikendalikan oleh segelintir orang sebagai pengelola sekaligus pemilik modal awal.
Untuk memulai sebuah startup, sejumlah hal perlu diperhatikan. Meski banyak ide menarik dapat dijalankan, startup tetap saja menjadi bisnis yang berisiko dan bisa saja gagal.
Mutlak, ide kreatif merupakan jantung startup. Ciri paling menonjol dari bisnis ini adalah pelayanan atau produk unik yang sama sekali berbeda dengan kompetitornya.
Saat mulai muncul pada 1990-an, Facebook, Google, atau Yahoo merupakan sederet nama perusahaan dalam kategori tersebut. Di Indonesia sempat mencuat situs Koprol.
Seiring perkembangan, situs-situs e-commerce merajai bisnis startup, meski ada pula sejumlah layanan jasa transportasi, katering dengan fasilitas antar, bahkan usaha yang menyediakan konsultasi perencanaan, dokumentasi, katering, hingga penyelenggaraan resepsi pernikahan dalam satu paket.
Apa saja hal yang perlu dicermati ketika mulai merintis startup?
1. Konsep dan layanan
Menurut General Manager Cyber Agent Ventures Indonesia, Takahiro Suzuki, startup harus menawarkan sesuatu yang orisinal untuk bisa bersaing dan membesar.
Seperti dikutip Daily Social, dia berpendapat bahwa layanan startup juga harus lebih bisa menjangkau kebutuhan konsumen dibandingkan perusahaan besar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.