JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu upaya pemerintah dalam memperkuat ekonomi nasional adalah melindungi produk-produk lokal. Untuk itu, Presiden Joko Widodo mengimbau agar peredaran barang-barang impor ilegal segera diberantas.
Hal tersebut disambut positif oleh para distributor smartphone. Direktur Pemasaran dan Komunikasi PT Erajaya Swasembada Djatmiko Wardoyo mengatakan, sudah waktunya para importir ilegal dibuat jera.
Selama ini, importir ilegal melenggang santai mengoperasikan bisnisnya. Dampaknya merugikan semua pihak. Baik distributor resmi, konsumen, maupun pemerintah.
Djatmiko mencontohkan iPhone 6s yang belum resmi boleh dipasarkan di Indonesia tapi sudah ada yang bisa membeli. Menurut dia, iPhone 6s sudah dimasukkan ke Indonesia oleh para importir ilegal tanpa melewati prosedur pajak dan administratif lainnya.
Akibatnya, saat barang disediakan distributor resmi, konsumen tak lagi agresif melirik barang tersebut. Pemerintah pun tak mendapat apa-apa dari pasokan barang luar yang masuk.
"Ini berkaitan dengan perlindungan konsumen dan penerimaan pajak oleh negara," kata Djatmiko.
Hal tersebut diamini Kepala Pemasaran dan Komunikasi PT Trikomsel Oke Hendra Gunawan. Menurut Hendra, jika dibiarkan importir ilegal akan mematikan hajat hidup distributor resmi.
"Importir ilegal membuat harga dari importir legal tak kompetitif. Harus ada aturan tegas dari pemerintah," kata dia.
Upaya pemerintah belum sentuh jalur e-commerce.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menyusun langkah-langkah strategis terkait permasalahan tersebut. Antara lain melalui regulasi, MoU dengan Ditjen Bea Cukai dan Kepolisian, serta rencana sosialisasi ke masyarakat terkait risiko pembelian barang ilegal.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.