Meski dibilang serupa, proyek rakyat yang dimaksudnya sebenarnya bukan berbentuk balon. Hanya, fungsinya sama, yaitu solusi untuk mengantarkan gelombang akses telekomunikasi ke wilayah-wilayah terpencil Indonesia.
Menurut Onno, proyek rakyat yang dikenal sebagai Open Base Transceiver Station (OpenBTS) itu sudah lama berjalan, bahkan sudah terbukti. Di pedalaman Papua, OpenBTS sudah dipakai selama dua tahun.
"(Untuk daerah terpencil), alternatif yang lebih feasible dan sudah dicoba lebih dari dua tahun di Papua adalah OpenBTS. Bisa kita buat sendiri di Indonesia. Mudah dan murah," kata Onno saat dihubungi KompasTekno, Kamis (29/10/2015).
Solusi alternatif tersebut, menurut dia, sudah ditunjukkan kepada jajaran direktur jenderal serta direktur di Kementerian Komunikasi dan Informatika. Bahkan, hal ini sudah disampaikan juga kepada menteri, tetapi tidak mendapat tanggapan.
"Ya dicuekin. Mungkin karena ini rakyat biasa yang mengajukan, bukan corporate besar seperti Google. Yang penting ya niat. Niatnya (pemerintah) mau pro-rakyat atau enggak. Sudah, itu saja," pungkas Onno.
Executive Director ICT Watch Donny BU juga menyoroti keputusan pemerintah untuk mendukung uji coba balon internet Google tersebut. Perkaranya, ia merasa pemerintah tidak adil dalam memberikan kesempatan.
Teknologi Project Loon milik Google langsung mendapat sanjungan dan bisa bekerja sama menggunakan frekuensi tertentu. Sementara itu, OpenBTS yang sudah didemokan kepada pemerintah dijanjikan mendapat kesempatan, bahkan sudah beberapa tahun dipakai di Papua, tetapi tidak digubris, dan malah dianggap melanggar regulasi frekuensi.
"Bendanya dan bahkan pembuat openBTS sdh didemokan kok ke @kemkominfo bareng @onnowpurbo. Gak minta duit, cuma minta kebijakan frekuensi saja," kicau Donny melalui akun Twitter miliknya.
"Upaya teknologi OpenBTS sebagai penyediaan alternatif telekomunikasi di daerah terisolir, terhambat karena dilarang keras gunakan frekuensi 900 MHz," imbuhnya.
Sementara itu, tiga operator yang sepakat mendukung Project Loon sudah mengumumkan akan meminjamkan frekuensi 900 MHz untuk balon internet Google.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.