Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Makna Indonesia di Mata Google

Kompas.com - 18/11/2015, 10:05 WIB

Tulisan ini adalah bagian dari mini seri "Tiga Hari di Silicon Valley”, sebuah rangkaian tulisan yang mencoba mengurai beberapa pengalaman dan pelajaran dari kunjungan ke Google, sang raksasa Silicon Valley, yang mungkin bisa bermanfaat bagi kita semua.

KOMPAS.com - Mungkin karena bertepatan dengan rencana kunjungan Presiden Indonesia ke Silicon Valley atau memang karena berhadapan dengan media dari Indonesia, hampir semua petinggi Google yang ditemui sempat membicarakan Indonesia.

Dalam bincang santai sebelum peresmian kerjasama Project Loon dengan operator telekomunikasi Indonesia, pendiri Google Sergey Brin pun sempat berkata bahwa ia ingin mengunjungi Indonesia.

“Saya kira, meski jarak fisik dari sini ke Indonesia sangat jauh, tapi secara emosional jaraknya menjadi semakin dekat,” tutur Brin saat memberikan sambutan di peresmian tersebut.

Satu dari Tiga Negara Penting

Di kesempatan yang berbeda, Caesar Sengupta, VP Product Management Google, mengatakan bahwa Indonesia adalah satu dari tiga negara paling penting dalam upaya pengembangan Google.

Upaya bertajuk “The Next Billion User Effort” adalah sebuah inisiatif dari Google untuk menjangkau pengguna lebih banyak lagi yang selama ini belum mereka raih. Tiga negara yang dianggap penting untuk upaya ini mencakup Indonesia, India dan Brazil.

Caesar mencontohkan, ada beberapa fitur pada produk Google yang diluncurkan terlebih dahulu di Indonesia sebelum menjangkau wilayah lain. Search Lite, misalnya, pertama kali diperkenalkan di Indonesia.

YouTube Offline, yang memungkinkan video YouTube disimpan sementara di perangkat pengguna, juga luncur awalnya di Indonesia.

Indonesia juga tercatat sebagai salah satu negara awal yang mendapatkan perangkat Android One, dengan empat pemanufaktur lokal sebagai rekanan: Nexian, Evercoss, Mito dan Infinix.

Kaya Konten

Ben Gomes, VP Engineering dan Google Fellow, pun sempat menyebutkan Indonesia dalam penjelasannya. Saat menjelaskan Knowledge Graph, Gomes menjelaskan bahwa mesin pencari Google harus mampu memahami adanya negara bernama Indonesia dan bahwa Joko Widodo adalah presidennya dan hal-hal lain yang terkait.

Kemampuan mesin Google untuk memahami informasi tersebut, dan konteks serta keterhubungannya dengan informasi lain, memungkinkan mereka untuk menghadirkan hasil pencarian yang relevan tentang Indonesia.

“Indonesia untungnya memiliki banyak konten berbahasa Indonesia, bandingkan dengan India yang punya masalah berbeda karena banyak sekali penduduk berbahasa Hindi tapi konten dalam bahasa itu sulit ditemukan,” ujarnya.

Jen Fitzpatrick, VP Google yang bertanggungjawab soal produk pemetaan seperti Maps, juga menyebut Indonesia sebagai wilayah yang menarik.

“(Borobudur) masuk dalam daftar wilayah yang ingin saya kunjungi. Karena, saya melihatnya lewat Street View dan tampak mengagumkan,” tutur Jen.

Developer Indonesia

Namun yang paling giat berbicara soal Indonesia adalah Jason Titus VP Developer Products Group Google. Ia menampilkan berbagai insiatif untuk developer di Indonesia, baik yang sudah berjalan maupun yang direncanakan.

Menurut Titus, pihaknya berkonsentrasi untuk membantu developer di Indonesia membuat aplikasi, berhubungan lebih baik dengan pengguna dan mendapatkan uang dari aplikasi mereka.

Titus pun mengatakan, pihaknya telah dan akan mengadakan berbagai kegiatan di Indonesia yang bisa membantu developer Indonesia mencapai hal-hal tersebut.

Salah satu yang sempat digarisbawahi olehnya adalah kegiatan seperti Hack for Impact, yang telah diadakan di Jakarta. Selain itu, ada pula Launchpad Week yang saat itu belum digelar.

Launchpad Week kemudian diadakan di Jakarta pada 9-13 November 2015. Kegiatan tersebut dimaksudkan sebagai pra-inkubasi dalam siklus hidup sebuah perusahaan rintisan.

Secara umum, Indonesia agaknya dipandang cukup positif oleh raksasa Silicon Valley yang satu ini. Baik dari sisi potensi pengguna (pasar) maupun dari sisi pengembang aplikasi (rekanan).

Semoga saja itu semua bukan sekadar lip service bertepatan dengan datangnya delegasi pemerintahan Indonesia.

Apa lagi yang dibicarakan para petinggi Google? Benarkah Google bisa “membaca pikiran”? Simak terus dalam mini seri "3 Hari di Silicon Valley".

Penulis adalah Wicak Hidayat, jurnalis untuk Tekno Kompas.com & Nextren. Kepergiannya ke Silicon Valley adalah atas undangan Google Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com