Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yayasan Amal Zuckerberg, Niat Baik atau Upaya Hindari Pajak?

Kompas.com - 04/12/2015, 18:09 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

Sumber Slashgear

KOMPAS.com - Awal pekan ini, Mark Zuckerberg mengatakan bakal mengalokasikan 99 persen saham miliknya di Facebook untuk yayasan sosial yang didirikan bersama sang istri Priscilla Chan.

Rencana itu ditanggapi lebih dari 100 ribu Facebookers. Banyak yang memuji, tak sedikit pula yang mengkritik.

Zuckerberg dituduh sengaja membuat "Chan Zuckerberg Initiative" -begitu nama yayasan sosialnya- sebagai tameng untuk menghindari pembayaran pajak Facebook yang nilainya miliaran dollar AS.

Tak terima, Zuckerberg pun menjelaskan manajemen yayasan sosialnya secara lebih rinci. Chan Zuckerberg Initiative, kata dia, akan menjadi Limited Liability Company (LLC), sebagaimana dilaporkan SlashGear dan dihimpun KompasTekno, Jumat (4/12/2015).

Bagi yang belum tahu, LLC adalah bentuk badan usaha hibrida yang dijalankan tanpa menempatkan risiko aset pribadi. Tak ada penerbitan saham dan pemiliknya disebut sebagai anggota.

Dengan begitu, Zuckerberg menggarisbawahi bahwa ia tak menerima keuntungan pajak dari transfer saham Facebook miliknya ke Chan Zuckerberg Initiative.

"Jika kami menransfer saham ke yayasan tradisional, kami akan mendapat komisi pajak. Tapi, dengan mekanisme LLC, tak ada penerimaan pajak yang kami terima," kata dia.

"Kami tetap akan membayar pajak keuntungan modal ketika saham kami dijual oleh badan usaha bentuk LLC," ia menambahkan.

Lebih lanjut, bentuk LLC dipilih Zuckerberg juga karena fleksibilitasnya dalam keuangan dan pengaruh kepentingan. Yayasannya, kata dia, bisa mengalokasikan dana untuk organisasi non-profit, investasi ke perusahaan dan gerakan sosial, atau berpartisipasi dalam diskusi kebijakan.

"Kuncinya adalah kemampuan mendanai apapun yang baik, terlepas dari struktur organisasi yang membentuknya," Zuckerberg menjelaskan.

Walau sudah menjelaskan panjang lebar tentang yayasannya, tetap saja ada yang skeptis dengan inisiatif sosial Zuckerberg. Beberapa komentar lanjutan dari netizen mengarah pada rekam jejak pembayaran pajak Facebook selama ini.

Facebook dikatakan tak adil dalam membayar pajak untuk negara-negara yang mengizinkan layanannya beroperasi. Zuckerberg kembali meluruskan tudingan tersebut.

"Katakanlah kami mendapat 100 dollar AS di Perancis yang basis teknologinya kami bangun di AS, pusat data di Swedia dan kantor penjualan di Perancis dan Italia. Pajak yang kami keluarkan dari pendapatan itu tentu harus dibagi sesuai porsinya ke semua negara yang terlibat dalam pengoperasian layanan," ia menerangkan.

Menurut Zuckerberg, setiap negara akan selalu merasa pendapatan pajak dari Facebook tak cukup. Padahal, ia mengklaim pajak yang dibayarkan sudah mengikuti prosedur dan dibagi sesuai porsi yang seharusnya.

Apapun yang dijelaskan Zuckerberg, nyatanya tiap orang tak bisa dipaksakan untuk berpikir positif terhadap apa yang ia lakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Slashgear
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tesla Lakukan PHK Terbesar, 14.000 Karyawan Diberhentikan

Tesla Lakukan PHK Terbesar, 14.000 Karyawan Diberhentikan

e-Business
Jadwal MPL S13 Pekan Ini, Evos Glory Vs Onic Esports

Jadwal MPL S13 Pekan Ini, Evos Glory Vs Onic Esports

Game
Huawei Pura 70 Ultra Meluncur, Lensa Kamera Bisa Keluar-Masuk

Huawei Pura 70 Ultra Meluncur, Lensa Kamera Bisa Keluar-Masuk

Gadget
Huawei Pura 70, 70 Pro, dan 70 Pro Plus Meluncur, Debut Smartphone Pura Series

Huawei Pura 70, 70 Pro, dan 70 Pro Plus Meluncur, Debut Smartphone Pura Series

Gadget
Penampakan HP Non-Nokia Pertama dari HMD Global, Ada Dua Versi

Penampakan HP Non-Nokia Pertama dari HMD Global, Ada Dua Versi

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Samsung Perkenalkan Memori LPDDR5X Terkencang untuk Ponsel dan AI

Samsung Perkenalkan Memori LPDDR5X Terkencang untuk Ponsel dan AI

Hardware
Penerbit 'GTA 6' PHK 600 Karyawan dan Batalkan Proyek Rp 2,2 Triliun

Penerbit "GTA 6" PHK 600 Karyawan dan Batalkan Proyek Rp 2,2 Triliun

Game
TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

Software
HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com