Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota yang Mengadopsi IoT Bakal Jadi Pemenang

Kompas.com - 07/12/2015, 15:36 WIB
Caroline Damanik

Penulis

DUBAI, KOMPAS.com - Tren internet of things (IoT) terus berkembang. Kota-kota di dunia harus segera memutuskan untuk mengadopsinya dan bertransformasi menjadi kota cerdas atau smart city agar kehidupan warganya lebih berkualitas.

Bayangkan, misalnya, kemacetan di ruas jalan Gatot Subroto, Jakarta, bisa segera terurai karena durasi lampu lalu lintas, dengan teknologi IoT, bisa berubah sendiri sesuai dengan kondisi kemacetan, mengatur kendaraan dari arah mana yang berjalan lebih dahulu.

Para pengemudi juga bisa memutuskan untuk mengambil jalur yang akan ditempuh atau waktu berangkat atau pulang karena bisa mengakses informasi lalu lintas riil di lapangan, dalam bentuk video rekaman kamera, di ponselnya dengan cepat tanpa persoalan jaringan internet yang lambat.

Atau, mesin pembersih sampah secara otomatis datang untuk membersihkan gorong-gorong di kawasan Sabang karena terdeteksi banyak sampah yang akan menghalangi laju air jika terjadi hujan dalam waktu dekat. Atau warga di kawasan rawan tanah longsor di Sukabumi bisa menerima peringatan dini melalui perangkat ponselnya.

Impian ini mencuat ketika mengikuti pembukaan Internet of Things World Forum 2015 di Dubai World Trade Center, Dubai, Uni Emirat Arab, Minggu (6/12/2015).

Dubai diambil menjadi contoh kota yang paling baik menerapkan IoT dan menjelma menjadi smart city. Dubai, misalnya, sudah menyertakan IoT dalam penyusunan blueprint pengembangan pengelolaan kota, meliputi transportasi bahkan penegakan hukum. Integrasi IoT ini ditangani oleh Smart Dubai.

Jadwal keberangkatan transportasi publik pasti dan warga bisa mengakses segala informasi mengenai waktu atau kejadian di luar dugaan melalui layar ponsel atau komputer.

KOMPAS.com/Caroline Damanik Mobil polisi Dubai yang mengadopsi teknologi internet of things (IoT).
Polisi dilengkapi dengan kamera di badannya sehingga bisa merekam langsung peristiwa di depannya, atau mendeteksi wajah seseorang yang mencurigakan. Rekaman kamera tersebut bisa dipantau dan tersimpan di cloud.

Informasi parkir, sistem pencahayaan yang otomatis, serta pengelolaan sampah, semua terpantau di Dubai's Command and Control Center. Pusat pengawasan ini terintegrasi dalam platform digital yang merupakan bagian dari Cisco.

President of Smart+Connected Communities Cisco, Anil Menon, mengatakan bahwa diskusi tentang IoT dan smart city akan terus berjalan dinamis karena tidak ada kota yang dikelola dengan cara yang sama.

Namun, berdasarkan pengalaman di Dubai, Cisco percaya smart city bukan lagi impian semu. Hanya saja, setiap kota harus berani bertransformasi.

"Kami telah melewati tahap inkubasi, sekarang IoT atau solusi kota cerdas siap untuk ditingkatkan. Kota yang berkembang pertama kali akan menjadi pemenang dalam lingkungan yang semakin kompetitif. Dubai cepat berubah menjadi salah satu kota digital terpintar di dunia, menghubungkan yang tidak terhubung melalui kekuatan dari intelligent network," ujarnya.

Vice President of Infrastructure and Digital Solutions Marketing, Inbar Lasser-Raab, menambahkan, ada tiga tujuan yang bisa dicapai dengan mengadopsi IoT, yaitu membuat orang bahagia, menciptakan nilai baru dari analisis data serta menciptakan model bisnis yang baru.

Sementara itu, menurut Menon, dorongan untuk mengadopsi IoT sedini mungkin bisa diwujudkan melalui kerja sama public private partnership (PPP).

Ahmad Bin Byat, Chairman dan Smart Dubai Executive Committee mengatakan, mimpi untuk mewujudkan Dubai sebagai smart city tidak bisa diwujudkan sendirian.

"Setiap tahunnya, Dubai kedatangan 25 juta pengunjung. Infrastruktur kami harus siap untuk menyambut tamu di masa depan. Itu sebabnya kami berinisiatif membuat Smart Dubai untuk transformasi kota," kata Ahmad

"Transformasi kota pintar hanya mungkin terjadi dengan kerja sama antara publik, swasta, akademisi, pemerintah lokal dan dukungan internasional," tambahnya.

Hal senada juga disampaikan oleh CEO Etisalat, Ahmad Julfar. Menurut dia, kerja sama mutlak diperlukan. Julfar menitikberatkan pada peran start-up. Negara atau kota perlu mendorong munculnya start-up.

"Setiap kota perlu start-up lokal untuk membantu menemukan solusi pintar sesuai dengan permasalahan masing-masing," katanya.

Memulai

Saat ini, sejumlah kota juga tengah bertransformasi dengan menerapkan IoT. Selain Dubai, Smart+Connected Communities Cisco juga tengah membantu Kansas (AS), Adelaide (Australia), Hamburg (Jerman), dan Bangalore (India) yang mulai menggunakan platform data digital untuk mengelola kota.

Selain itu, ada pula kota yang tengah mengadopsi IoT dalam mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan mendorong penggunaan angkutan publik untuk mencapai kesepakatan bersama dalam COP21.

Kota-kota ini belajar merekam dan menganalisa banyak data dari sensor, kamera dan perangkat mobile dengan menggunakan teknik analisis baru, yaitu fog computing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com