Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Startup "Karya Anak Bangsa" Kalah Lomba, Apa Masalahnya?

Kompas.com - 10/12/2015, 08:02 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Goers dan Modegi digadang-gadang sebagai representasi startup Indonesia pemula di skala regional. Sebab, keduanya telah memenangkan lomba berskala nasional "Indonesia Next App 2.0".

Kompetisi itu digelar Telkomsel dan Samsung pada Agustus hingga September 2015 lalu. Tak berhenti sampai di situ, keduanya diboyong untuk unjuk gigi pada kompetisi skala regional bertajuk  "Singtel Group-Samsung Regional Mobile App Challenge".

Goers dan Modegi harus bersaing dengan 12 startup unggulan asal Afrika (eCoach dan Companion), India (PHSS dan Super Receptionist), Thailand (FlowAccount dan Socialgiver), Filipina (IOTA dan JoomaJam), Australia (MyMic dan OTTO), serta Singapura )Ambi Climate dan AirFrov).

Setelah melewati proses bimbingan di Singapura dan pitching di Jakarta, perwakilan startup lokal harus menerima kekalahan.

Pada pengumuman lomba hari ini, Selasa (8/12/2015) di Hotel Fairmont, Jakarta, startup Thailand "Socialgiver" keluar sebagai pemenang. Sementara itu, startup Australia "OTTO" dinobatkan sebagai pemenang Samsung Innovation Award.

Seperti Apa "Karya Anak Bangsa" Itu?

Secara garis besar, Goers merupakan aplikasi pencari informasi hiburan sekaligus penjualan tiket konser.

"Kita mau bilang bahwa weekend tak harus selalu dihabiskan di mall. Banyak tempat menarik lainnya yang masih kurang terpublikasi," kata co-founder sekaligus COO Goers Niki Tsurayya, beberapa saat lalu pada KompasTekno.

Sementara itu, Modegi merupakan solusi Internet of Things (IoT) atas masalah listrik yang boros. Modegi menggabungkan hardware ke aplikasi smartphone lewat akses internet untuk otomatisasi penyetopan arus listrik yang tak terpakai.

Simpelnya, untuk menyalakan dan mematikan perangkat listrik seperti lampu, terminal, atau kabel penyalur daya, bisa dilakukan via smartphone.  

Kekurangan Startup Indonesia

Menurut Presiden Direktur Telkomsel Ririek Adriansyah, startup lokal memiliki ide dan konsep yang solutif dan inovatif. Hanya saja, secara umum, ekosistem startup belum ditumbuhkan secara maksimal.

Untuk itu, Telkomsel berupaya mengembangkan ekosistem tersebut dari sektor teknis, yakni bimbingan dan dukungan jaringan yang mumpuni.

"Selain ini kami juga mengadakan NextDev yang kurang lebih beririsan. Intinya kami ingin membantu para pengembang startup dalam merealisasikan ide-idenya, terutama untuk mendukung implementasi SmartCity," kata dia.

Selain upaya dari Telkomsel, tantangan pertumbuhan ekosistem startup lokal yang kerap digemborkan adalah masalah regulasi, pendidikan teknologi dan pendanaan.

Sementara itu, menurut Direktur Utama Internasional Singtel, Mark Chong, pada dasarnya semua startup di setiap regional memiliki tantangan masing-masing. "Terlebih untuk pengembang muda, tentu akan banyak melakukan kesalahan. Tapi dari situ akan banyak pembelajaran," ia mengimbuhkan.

Tentu saja, untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, banyak pihak yang perlu dilibatkan untuk bekerja sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com