Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daripada "Titik", Pesan Singkat Lebih Dianjurkan Pakai Emoji

Kompas.com - 15/12/2015, 09:43 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

KOMPAS.com - Mengakhiri pesan singkat dengan tanda titik (.) memang benar dari segi aturan bahasa. Namun, tanda baca tersebut bisa bermakna negatif bagi penerima pesan.

Sebuah studi dari Binghamton University, AS, menunjukkan, tanda titik pada pesan singkat mengisyaratkan ketidaktulusan atau sikap dingin dari sang pengirim pesan.

Hal ini menarik untuk ditelaah. Pasalnya, pada tulisan tangan, tanda titik menjadi mutlak penyematannya. Jika tak ada tanda tersebut, kalimat dianggap belum berhenti.

Pun pada tulisan panjang seperti di blog atau di situs-situs berita online. Tanda titik (.) pada akhir kalimat adalah wajib dan tak bermakna negatif bagi pembacanya.

Lalu, kenapa maknanya bisa berbeda ketika dilakukan saat mengobrol lewat WhatsApp dan Line?

Dilaporkan LifeHacker dan dihimpun KompasTekno, Jumat (11/12/2015), menurut hasil studi, obrolan chatting merepresentasikan percakapan langsung (face-to-face).

Berbeda dengan menulis berita, surat formal, karya sastra, atau blog, percakapan langsung seharusnya lebih santai dan informal. Penyematan tanda titik pada obrolan chatting akan mengindikasikan obrolan yang formal dan serius.

Dengan kata lain, ada unsur sikap dingin, tak akrab, atau tak ramah di dalamnya. Misalnya saat mengirim pesan berisi tulisan "Ya baiklah".

Studi meunjukkan, saat menuliskan "Ya baiklah!", kesan hangat dan antusias akan muncul ketimbang menulis "Ya baiklah.".

"Ketika berbicara langsung, informasi emosional terpancar lewat tatapan mata, ekspresi wajah, nada suara, dan lainnya. Ketika dipindahkan ke ranah chatting, ekspresi-ekspresi itu diakomodir oleh emoji yang bisa menggambarkan mimik pengirim," kata pimpinan peneliti Celia Klin.

Maka, ketimbang dengan tanda titik, menutup pesan singkat pada WhatsApp atau Line lebih dianjurkan dengan emoji. Jika merasa kurang nyaman, sebaiknya enter pesan untuk mengindikasikan satu kalimat telah berhenti. 

Menurut Klin, metode komunikasi pada pesan singkat penting untuk terus dikaji. Sebab bentuk komunikasi itu semakin mendominasi pola hubungan masyarakat modern.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com