Kadispen AU Marsma Dwi Badarmanto mengatakan dua pilot yang mengawaki T-50i registrasi TT-5007 tersebut tewas.
T-50 merupakan pesawat tempur taktis yang memperkuat matra TNI Angkatan Udara sejak Mei 2011 lalu. T-50 saat itu dipilih sebagai pengganti jet latih tempur BAE Hawk Mk 53 dan pesawat attacker OV-10 Bronco.
T-50 berhasil menyingkirkan pesaing-pesaing lain yang ditawarkan ke Indonesia, seperti Yakovlev Yak-130 Mitten buatan Rusia, Aermacchi M-346 buatan Italia, dan L-159 buatan Ceko.
Pemerintah Indonesia menandatangani kontrak pembelian 16 unit T-50 senilai 400 juta dollar AS pada Mei 2011. Untuk versi Indonesia, KAI memodifikasinya dengan pilon misil dan modul senapan otomatis, sehingga pesawat latih itu juga bisa menjadi pesawat serang ringan (light attack), setara dengan FA-50 namun tanpa radar AESA (actively electronic scanned array radar).
Versi untuk Indonesia tersebut diberi nama varian T-50i. Pengiriman pesawat dimulai sejak September 2013 lalu, dan gelombang terakhir diterima pada Januari 2014.
Adapun untuk pesawat yang jatuh di Lanud Adisutjipto, diketahui memiliki registrasi TT-5007. Penelusuran KompasTekno, TT-5007 dikirim ke Indonesia secara ferry flight pada 7 November 2013 dengan rute Korea Selatan–Taiwan-Filipina-Balikpapan-Lanud Iswahyudi, Madiun.
Dengan demikian, T-50i Golden Eagle registrasi TT-5007 baru dioperasikan oleh TNI-AU sekitar dua tahun. Golden Eagle dioperasikan oleh Skadron Udara 15 TNI-AU yang bermarkas di Lanud Iswahyudi, Madiun.
Oleh TNI-AU, pesawat jet dua kursi ini dijadikan sebagai pesawat latih lanjut. T-50 memiliki mesin General Electric F404-GE-102 dengan daya dorong sebesar 8,4 ton, mampu menanjak setinggi 15.000 kaki dalam 14 detik.
Pesawat memiliki daya jelajah sejauh 1.400 kilometer dengan tanki bahan bakar internal kapasitas 2,5 ton, tanpa persenjataan.
Pada Minggu (20/12/2015) siang, TT-5007 dipakai untuk demonstrasi udara di acara pameran kedirgantaraan, Gebyar Dirgantara di Lanud Adisutjipto Yogyakarta, sebelum akhirnya jatuh.
Saksi mata melihat, pesawat melakukan low speed pass kemudian melakukan manuver loop (berputar ke atas) dengan menggunakan afterburner. Namun saat menukik, pesawat terlihat tidak bisa kembali menanjak, hingga akhirnya jatuh.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.