Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi Jepang Paling Inovatif, dari Kereta Cepat sampai Tisu Toilet...

Kompas.com - 13/01/2016, 07:32 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis


KOMPAS.com
– Kreativitas warga Negeri Sakura bukan hanya tercermin dari komik dan anime yang mendunia. Ternyata, hal ini juga terlihat jelas dari inovasi produk berdaya guna yang mampu mendukung kemajuan ekonomi dan masyarakatnya.

Tercatat, pada 2014 lalu Bank Pembangunan Asia (ADB) menempatkan Jepang sebagai negara paling efisien dalam mengembangkan kreativitas menjadi inovasi. Jepang meraih nilai unggul pada 36 indikator yang mengukur kapasitas dan insentif untuk inovasi.

Indikator tersebut antara lain jumlah perguruan tinggi yang berhasil masuk 500 besar dunia, jumlah daftar hak paten, buku, film, tingkat urbanisasi, anggaran riset dan pengembangan. Nah, apa saja inovasi kreatif sekaligus efisien karya negeri penggemar sushi ini?

Kereta hemat waktu

Jika Anda berjalan-jalan dari Tokyo ke Nagoya menggunakan kereta peluru Sinkansen, Anda harus duduk di kereta berkecepatan 320 km/jam ini selama 100 menit.

Sekarang, dengan teknologi magnetiv levitation atau maglev, kereta peluru Jepang bisa melaju hingga 600 km/jam. Jadi, Anda cukup duduk di kereta jurusan Tokyo-Nagoya selama 40 menit.

Cara kerja teknologi maglev adalah dengan mengangkat badan kereta api setinggi 10 sentimeter dari rel. Kemudian, kereta didorong kekuatan magnet bermuatan listrik.

Minimarket tahan gempa

Infrastruktur kota lumpuh saat Jepang dihantam bencana gempa, termasuk aliran listrik dan air. Dalam keadaan seperti ini, pemilik minimarket harus tetap membuka toko karena warga membutuhkan bahan makanan. Mereka pun kemudian menggunakan senter dan kalkulator sebagai sumber cahaya.

Kejadian sama sering terjadi mengingat Jepang memang masuk kawasan rawan gempa. Berkaca dari pengalaman tersebut, solusi energi cadangan dirancang agar minimarket tetap bisa beroperasi meski tanpa aliran listrik.

Sebagai cadangan energi, minimarket dibekali baterai lithium yang bisa menyimpan energi untuk dipakai beberapa jam saat terjadi bencana. Tak hanya cadangan energi, konsep minimarket ini juga mampu menekan konsumsi energi harian hingga 30 persen. Bagaimana caranya?

Sistem pengaturan energi untuk operasional harian memanfaatkan solar sel sebagai sumber energi, sedangkan pencahayaan memakai lampu LED. Kulkas pun tidak lagi menggunakan CFC sehingga lebih aman untuk ozon. 

Kantor bebas limbah kertas

Untuk menghemat penggunaan kertas, kebanyakan kantor memanfaatkan bidang kosong di balik kertas bekas untuk mencetak dokumen internal. Masalahnya, setelah itu kertas menjadi tak bermanfaat. Lalu apa yang harus dilakukan?

Ilmuwan Jepang menemukan mesin yang mampu mendaur ulang limbah kertas kantor menjadi tisu toilet. Mesin setinggi hampir dua meter ini bisa membuat satu roll tisu toilet dari 40 lembar kertas bekas ukuran A4 dalam 30 menit.

Saat dimasukkan ke dalam mesin, limbah kertas dihancurkan lalu diurai sampai berbentuk bubur untuk kemudian diolah menjadi tisu. Mudah, penggunanya hanya perlu memasukkan kertas dan air ke dalam mesin.

Bukan hanya mesin pengolah kertas, Jepang pun mendesain alat kantor seefisien mungkin. Salah satu inovasinya adalah menciptakan satu mesin gabungan antara printer, mesin scan, dan fax. Contoh saja produk printer keluaran Brother Printer.

Lebih dari sekedar multifungsi, seri MFC printer Brother juga memiliki kemampuan cetak dua sisi dalam satu kali proses print out sehingga lebih hemat kertas dan waktu. Printer ini pun dapat mencetak hingga kertas ukuran A3.

Selain itu, mengirim dan menerima fax juga bisa dilakukan dalam bentuk soft copy lewat komputer yang terhubung printer sehingga mengurangi penggunaan kertas. Seri ini menawarkan tiga tipe, yaitu MFC-J5910DW, MFC-J3520, dan MFC-J3720.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com