Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal Mencapai Target, Xiaomi Mulai Dipertanyakan?

Kompas.com - 13/01/2016, 09:21 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

Sumber WSJ

KOMPAS.com - Tahun lalu, Xiaomi menjadi startup teknologi dengan nilai valuasi tertinggi kedua di dunia setelah Uber. Produsensmartphone asal China tersebut dihargai 46 miliar dollar AS atau setara Rp 637-an triliun.

Pencapaian itu tak lepas dari tingginya pertumbuhan bisnis Xiaomi sejak didirikan pada 2010 silam. Sebagai catatan, pada 2013 lalu atau tiga tahun setelah berdiri, Xiaomi menjual 18,3 juta unit smartphone.

Meningkat tiga kali lipat, Xiaomi berhasil memasarkan 61 juta smartphone pada 2014. 
Pendiri Xiaomi Lei Jun pun yakin bisa menjual 80 juta unit smartphone sepanjang 2015. Sayangnya, menurut sumber dalam, target kali ini tak tercapai.

Para investor pun mulai menanyakan kepantasan nilai valuasi Xiaomi, sebagaimana dilaporkan WSJ dan dihimpun KompasTekno, Selasa (12/1/2015).

Apalagi, kondisi ekonomi China sedang melambat dan kurang stabil. Para investor makin "ganas" menuntut target pada startup dengan nilai valuasi raksasa.

"Dengan perlambatan ekonomi China, startup harus lebih hari-hati mengambil langkah strategis untuk berekspansi," kata analis pasar dari firma penelitian "Canalys" Nicole Peng.

Kejar setoran

Kondisi tersebut, menurut sumber dalam, membuat Xiaomi semakin tertekan dengan "beban" nilai valuasi tinggi dan ekspektasi penjualan yang gila-gilaan.

Xiaomi yang sebelumnya menerapkan mekanisme penjualan "flash sale", kini lebih membumi dengan membuka toko fisik di beberapa negara. Perluasan cara penjualan tersebut disinyalir untuk kejar setoran. 

Menurut juru bicara Xiaomi, pabrikan tersebut memang sedang menghadapi tantangan yang cukup masif. "Kompetisi industri smartphone China meningkat tajam tahun ini," kata dia.

Juru bicara Xiaomi enggan berkomentar tentang nilai valuasi atau target penjualan 2015 yang dikatakan tak tercapai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber WSJ

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com