Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/01/2016, 12:50 WIB
|
EditorReza Wahyudi
KOMPAS.com — Perusahaan asal China, Hon Hai Precision Industry Co atau yang lebih dikenal dengan nama Foxconn, berencana membeli Sharp senilai 625 miliar yen atau setara Rp 74 triliun. Hal tersebut diketahui dari sumber dalam yang enggan disebut namanya.

Menurut sumber tersebut, tunggakan utang Sharp di bank mengharuskan perusahaan elektronik kawakan tersebut bertindak ekstrem. Pasalnya, Sharp telah berkali-kali di-bailout.

Per Maret 2016 nanti, Sharp harus membayar total utang 510 miliar yen atau setara Rp 60 triliun, sebagaimana dilaporkan WSJ dan dihimpun KompasTekno, Kamis (21/1/2016).

Utang itu harus dibayarkan ke kreditor-kreditor Sharp. Dua kreditor utamanya adalah unit bank dari Mitsubishi UFH Financial Group Inc dan Mizuho Financial Group Inc.

Di tengah impitan itu, Foxconn datang menawarkan "bantuan". Selain Foxconn, penawaran juga diajukan perusahaan investasi Innovation Network Corp of Japan (INCJ).

INCJ menawari Sharp 300 miliar yen atau setara Rp 35 triliun. Belum jelas mekanisme detail terkait penawaran tersebut, apakah nantinya sisa utang Sharp bakal dibayar dalam bentuk imbalan saham ke kreditor, atau bakal ada usaha lain untuk melunasi seluruh penunggakan.

Terhalang restu Pemerintah Jepang

Soal persaingan dua kubu mengakuisisi Sharp, Pemerintah Jepang mengisyaratkan dukungannya ke INCJ. Salah satu alasannya disinyalir karena INCJ adalah perusahaan yang dibekingi pemerintah.

Selain itu, INCJ juga memiliki saham mayoritas di Japan Display Inc, yang tak lain adalah perusahaan pembuat display terkemuka di Negeri Sakura.

Menurut Pemerintah Jepang, perpaduan Sharp dan Japan Display di bawah INCJ bakal menghasilkan teknologi masa depan yang luar biasa.

"Teknologi Jepang sedang memimpin dunia, dan kami ingin membangun teknologi yang lebih kompetitif," kata Menteri Industri Jepang Motoo Hayashi.

Upaya Foxconn

Terlepas dari semangat nasionalis yang didorong Pemerintah Jepang, Foxconn menawarkan dana yang lebih banyak dengan jaminan akan membayar semua utang Sharp, menurut sumber dalam.

Hal ini bisa jadi penawaran yang menggiurkan bagi kreditor, terlebih jika kreditor tak mempertimbangkan kepentingan politik untuk jangka waktu yang lebih panjang.

Foxconn juga dikatakan sedang meyakinkan Pemerintah Jepang untuk berbalik mendukung perusahaan Taiwan tersebut. Salah satu upayanya, Foxconn menjamin tak bakal mengganti jajaran petinggi Sharp.

Dengan begitu, pemerintah tak perlu khawatir Foxconn bakal serta-merta mencaplok Sharp menjadi perusahaan asing.

Hingga sekarang, Foxconn, Sharp, dan INCJ belum mau berkomentar. Keputusan ihwal nasib Sharp dirumorkan akan menemui titik terang pada 4 Februari mendatang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com