Menariknya, meski mengoperasikan layanan online yang mempertemukan supply and demand untuk bisnis bunga, Hero dan Mariani sendiri tidak memiliki toko bunga.
Meme Florist berperan sebagai perantara antara konsumen dengan florist di berbagai kota di pulau Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Total terdapat 33 kota yang tercakup dalam jaringan Meme Florist. Hero mengaku memiliki setidaknya 2 atau 3 rekanan florist di tiap kota.
Rekanan-rekanan awal digandeng dengan cara didatangi satu per satu. Hero kemudian menjelaskan mekanisme kerja online dari Meme Florist yang didirikannya pada tahun 2012 lalu.
“Sebagian besar dari mereka terampil merangkai bunga tapi tidak paham teknologi dan cara untuk memasarkan bisnis. Jadi kami menawarkan bantuan kepada mereka,” katanya.
Selain order dari Meme Florist, para rekanan dibebaskan untuk menanggapi pesanan lain, baik melalui situs web milik sendiri ataupun secara offline.
Awalnya, Hero dan Mariani hanya menggaet mitra di kota Semarang yang juga menjadi tempat tinggal mereka. Dalam tahun-tahun berikut, jumlah dan sebaran para rekanan ini meningkat pesat.
“Ada juga yang datang menawarkan diri sebagai mitra. Kami selalu mengajukan persyaratan yang harus dipenuhi, misalnya soal standar kualitas dan ketepatan waktu. Saya juga menguji dengan memesan sendiri rangkaian bunga,” ujar Hero.
Pemasukan Meme Florist berasal dari selisih harga antara harga yang ditawarkan toko bunga ke konsumen dengan harga khusus yang lebih rendah untuk Meme Florist.
Menurut Mariani, besarnya selisih ini bervariasi antar rekanan, tetapi kisarannya sekitar 10 hingga 20 persen.
Pemasaran online
Dalam menjalankan bisnis, Meme Florist memanfaatkan dua layanan Google untuk mengoptimalkan pemasaran yang dilakukan secara online, yakni AdWords dan Bisnisku.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.