Apa itu "net neutrality"? Sederhananya, prinsip tersebut mengacu pada keadilan dan kebebasan netizen mengakses semua layanan yang tersedia di internet dengan perlakuan sama.
Tak boleh ada intervensi kepentingan dari operator atau penyedia layanan internet, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Kamis (11/2/2016) dari situs Save Internet.
Bentuk intervensi bisa melalui dua cara. Pertama, operator atau penyedia layanan internet mengistimewakan aplikasi-aplikasi tertentu yang menumpang jaringan mereka dengan menggratiskan biaya data atau memberikan kemudahan-kemudahan lainnya.
Kedua, operator atau penyedia layanan internet memblokir dan mendiskriminasi layanan tertentu yang tak punya hubungan kemitraan dengan mereka.
Prinsip net neutrality menegaskan bahwa akses internet pada semua konten harus setara dan adil. Sederhananya, jika menuruti prinsip tersebut, tidak boleh ada situs yang menjadi "anak emas" atau "anak tiri" penyedia jaringan.
Kalau tidak menuruti prinsip tersebut, penyedia jasa internet bisa saja mencekik akses ke situs tertentu sehingga pengguna kesulitan membukanya. Namun di saat yang sama memberi ruang lebar ke situs lain yang merupakan pelanggan premium.
Debat netralitas internet
Kisruh netralitas internet ini sudah berlangsung lama. Terakhir, perdebatan masifnya terjadi pada 2014 silam.
Kala itu Ketua Federal Communications Commission (FCC) Tom Wheeler berencana memberi otoritas bagi operator di Amerika Serikat (AT&T, Comcast, Verizon) untuk menciptakan sistem "pay-to-play fast lanes".
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.