Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunci Sukses Usaha Itu Data, Bukan Upah Murah Pekerja!

Kompas.com - 24/02/2016, 07:07 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis

Dari situ, perusahaan akan punya data dari tahap produksi yang rawan memboroskan energi, ketimpangan kesejahteraan pekerja, performa perusahaan dalam menjaga keberlangsungan lingkungan, hingga dampak sosial yang mungkin timbul.

Tapi, jika memiliki mekanisme semacam itu, perusahaan bisa melakukan efisiensi energi dengan tepat untuk memangkas ongkos produksi tanpa "memeras" pekerja sekaligus meraih kepercayaan pelanggan yang pada akhirnya menaikkan nilai jual.

Lebih lanjut, ketika lokasi atau tahap produksi yang rawan memboroskan energi sudah diketahui, penghematan pun bisa dilakukan mulai dari mengganti lampu hemat energi. Pilihan tersebut dapat memangkas ongkos penggunaan listrik hingga 30 persen per tahun. Mengganti mesin pewarna tradisional dengan alat yang lebih modern dan ramah lingkungan, dap at pula mengurangi pemakaian air sampai 40 persen.

Kabar baiknya, survei yang digelar konsultan bisnis PwC pada 2014 menyebutkan bahwa 74 persen CEO perusahaan global sepakat kehadiran laporan menyeluruh—finansial dan non-finansial—berkontribusi terhadap kesuksesan perusahaan dalam jangka panjang. Tantangan yang mengadang adalah pengumpulan data.

Bayangkan saja, satu perusahaan bisa menghasilkan puluhan juta data terkait energi berkesinambungan dan dampak sosial. Riset Universitas Hawaii menunjukkan bahwa 88 persen data yang diolah dalam spreadsheets kurang akurat. Karena itu, proses mengubah semua data menjadi sebuah kebijakan kian rumit.

Kehadiran aplikasi yang bisa menjawab tantangan terkait data dan pegambilan kebijakan itu pun menjadi mendesak. Terlebih lagi bila aplikasi itu tak hanya memberikan akurasi tinggi tetapi juga sudah mengadopsi sistem komputerisasi awan (cloud) seperti SmartStruxure dari Schneider Electric. Aplikasi semacam itu akan membuat jarak tak lagi masalah untuk pemantauan kantor pusat ke seluruh perwakilan mereka.

Siap melompat menjadi perusahaan berkesinambungan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com