Konsep perilisan lini Galaxy kala itu berbeda dari pendahulunya. Bangku undangan dan wartawan yang biasanya berbaris lurus menghadap panggung, kini dibuat berbaris membulat mengelilingi panggung.
Skema itu menggambarkan format video 360 yang didukung perangkat VR. Prinsip filosofisnya, konten visual digital tak cukup dipandang satu arah ke depan. Ia juga harus bisa dilihat ke samping, atas, belakang, dan bawah.
Tak melulu soal desain panggung, Samsung juga mematrikan "Gear VR" di atas ribuan bangku yang tersedia. Hadirin diminta memakai kacamata pintar tersebut agar bisa menikmati peluncuran produk dengan pengalaman realitas virtual.
Untuk memperkuat ekosistem VR, Samsung dan LG juga menelurkan kamera khusus yang memungkinkan pembidikan dan perekaman konten 360. Keluaran Samsung dinamai "Gear 360", sementara buatan LG bertajuk "360 Cam".
Di MWC 2016, SK Telecom mengindikasikan kesiapan jaringannya dengan memamerkan booth khusus menjajal VR. Di Indonesia, para operator pun tak kalah. Masing-masing sudah menggelar jaringan internet generasi keempat 4G LTE yang memungkinkan terwujudnya beragam inovasi teknologi terapan.
Hal itu diakui Marketing Director Mobile Division Samsung Indonesia Vebbyna Kaunang. Menurut dia, VR masih benar-benar baru bagi masyarakat, sehingga perlu edukasi bertahap yang lebih intens.
"Kami akan buka makin banyak experience shop, jadi nanti di Samsung Experience Store itu bisa dicoba," kata dia.
Jika ekosistem ini terus ditumbuhkan, target 2020 bisa dibilang realistis. Pada zaman itu, masih adakah sekat antara realitas virtual dengan dunia nyata?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.